Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kanan) dan Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz (kedua kanan) meninjau salah satu pusat perbelanjaan, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Kehadiran Presiden itu untuk meninjau persiapan prosedur pengoperasian mal yang berada di wilayah zona hijau, wabah COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp
JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan empat instruksi kepada para menterinya untuk menyelamatkan usaha para petani dan nelayan yang terdampak pandemi virus Corona.
Jokowi mengatakan kelompok petani dan nelayan perlu mendapat insentif agar bisa tetap berproduksi dan menyediakan berbagai bahan pangan di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah akan memberikan bantuan melalui program jaring pengaman sosial.
“Pastikan 2,7 juta petani dan buruh tani miskin, dan 1 juta nelayan dan petambak harus masuk dalam program bantuan sosial yang kita adakan,” katanya saat membuka rapat terbatas secara virtual, Kamis (28/5/2020).
Jokowi mengatakan bantuan yang bisa diberikan itu misalnya program keluarga harapan (PKH), bansos tunai, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, paket sembako, maupun program gratis listrik.
Kemudian insentif lainnya adalah pemberian subsidi bunga kredit. Menurut Presiden, saat ini pemerintah menyiapkan Rp34 riliun untuk merelaksasi pembayaran angsuran dan pemberian subsidi bunga kredit kepada pelaku usaha, termasuk petani dan nelayan.
Menurutnya, program itu juga telah berjalan dan disalurkan melalui kredit usaha rakyat (KUR), Mekaar, UMi, pegadaian, serta usaha pembiayaan lainnya. Beberapa kementerian juga turut memberikan relaksasi angsuran dan subsidi.
Insentif ketiga adalah pemberian stimulus untuk modal kerja yang bisa juga menyasar usaha pertanian dan perikanan. Salah satu caranya adalah dengan memperluas program KUR dan program kredit pemerintah lainnya.
"Saya juga minta prosedurnya dipermudah, aksesnya dipermudah, tidak berbelit-belit, sehingga petani, nelayan, petambak kita bisa memperoleh dana-dana yang dibutuhkan," ujarnya.
Terakhir, memperlancar rantai pasok atau supply chain beberapa barang kebutuhan usaha pertanian maupun perikanan, seperti bibit dan pupuk. Rantai pasok dinilai penting untuk diperhatikan, terutama di tengah pandemi virus Corona. (rig)