Kepala BPS Suhariyanto. (tangkapan layar di Youtube BPS)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 hanya mencapai 2,97%, melemah cukup dalam dibandingkan dengan capaian kuartal I/2019 sebesar 5,07%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi Indonesia juga mengalami kontraksi 2,41%. Menurutnya, situasi tersebut disebabkan pandemi virus Corona yang bermula di China sejak akhir 2019 lalu.
"Memang triwulan I/2020 mengalami perlambatan yang cukup dalam. Yang bisa kita lihat di sini, nampaknya tidak ada yang kebal dengan Covid-19. Tidak kenal negara maju, berkembang, semua terkena dampak, tidak terkecuali Indonesia," katanya melalui konferensi video, Selasa (5/5/2020).
Suhariyanto menyebut pertumbuhan ekonomi ini menjadi yang terendah sejak kuartal I/2001. Namun, dia menilai situasinya tak bisa dibandingkan karena saat ini dunia diliputi ketidakpastian oleh pandemi virus Corona.
Menurutnya, pelemahan pertumbuhan ekonomi juga terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I/2020 mengalami kontraksi 6,8%, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu masih tumbuh 6,4%.
Produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal I/2020 senilai Rp3.922,6 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) senilai Rp2.703 triliun.
Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih ditopang realisasi belanja pemerintah, yang mencapai Rp452,39 triliun, atau naik tipis dibandingkan kuartal I 2019 yang senilai Rp452,06 triliun. Realisasi belanja itu setara 17,79% dari pagu anggaran 2020 yang senilai Rp2.542,63 triliun.
"Belanja pemerintah ini di antaranya karena ada pertumbuhan belanja modal, bantuan sosial, dan belanja barang," ujarnya.
Jika dilihat menurut lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 masih didominasi sektor industri manufaktur. Meski demikian, pertumbuhan sektor ini melambat menjadi 2,06% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3,85%.
Sementara menurut pengeluarannya, konsumsi rumah tangga masih mendominasi sebesar 58,14%. Pengeluaran ini tumbuh 2,84%, melambat dibanding periode yang sama tahun lalu 5,02%. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) melambat menjadi 1,7% dari kuartal I/2019 5,03%.
Ekspor masih mampu tumbuh positif 0,24% dibanding periode yang sama tahun lalu yg negatif 1,58%. Adapun konsumsi pemerintah tumbuh 3,74%, atau melambat dibanding periode yang sama tahun lalu 5,22%.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi ekonomi pada kuartal I/2020 masih mampu tumbuh 4,5 hingga 4,7%. Menurutnya, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh bagus saat berbagai negara mengalami pelemahan ekonomi karena pandemi virus Corona. Dia menyebut kegiatan investasi, konsumsi, dan ekspor pada bulan Januari dan Februari masih tergolong bagus.
"Yang perlu diwaspadai adalah eskalasi tekanan ke depan, mengingat di Indonesia pandemi baru terjadi pada Maret, dan meluas secara eksponensial," ujarnya. (kaw)