JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) sedang mengembangkan mesin dan teknologi canggih berbasis artificial intelligence (AI) untuk mengawasi lalu lintas barang saat ekspor maupun impor.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kehadiran teknologi canggih tersebut akan memudahkan petugas untuk mengawasi sekaligus menindak praktik underinvoicing yang dilakukan importir dan eksportir. Bila praktik culas ini dapat dicegah, lanjutnya, pendapatan negara juga bisa bertambah.
"Nanti ada sistem yang bagus sekali, di sana yang pakai AI yang sedang dikembangkan. Dalam 2 minggu mereka [DJBC] kembangkan, sudah lumayan bagus. Saya pikir nanti Februari [atau] Maret [2026] sudah bisa terapkan dengan sepenuhnya, sehingga income kita akan lebih bagus," ujarnya, dikutip pada Kamis (18/12/2025).
Purbaya menjelaskan DJBC belum lama ini menghadirkan alat pemindai peti kemas (X-ray) baru di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dia membidik semua pelabuhan akan dipasang alat pemindai canggih yang sama.
Selain soal alat pemindai, dia menilai teknologi AI juga dibutuhkan untuk mengoperasikan alat tersebut.
Purbaya mengutarakan X-ray milik DJBC dapat membandingkan harga barang sesungguhnya dengan harga barang yang dilaporkan eksportir dan importir di dalam dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) dan pemberitahuan ekspor barang (PEB).
"Nanti kalau barangnya atau harganya beda dengan yang seharusnya, pihak yang memutuskan harga sebenarnya berapa, bukan lagi pihak Pelabuhan Tanjung Perak atau Tanjung Mas, atau Tanjung Priok, tapi akan kita tarik ke kantor pusat DJBC," paparnya.
Purbaya menjelaskan DJBC juga tengah mengembangkan sistem AI yang canggih untuk diimplementasikan saat petugas melakukan pengawasan. Menurutnya, sistem yang sedang dikembangkan ini sudah cukup bagus.
"Saya pikir nanti Februari, Maret, sudah bisa terapkan dengan sepenuhnya, sehingga income kita akan lebih bagus. Dua minggu kemarin saja dari 154 pemberitahuan impor atau PIB, kita dapat income tambahan Rp1 miliar," klaim Purbaya.
Menkeu mengapresiasi upaya DJBC melakukan pengadaan mesin X-ray dan pengembangan sistem AI untuk menggencarkan pengawasan. Menurutnya, ini merupakan langkah DJBC dalam membenahi instansinya.
"Yang penting adalah bukti bahwa langkah Ditjen Bea Cukai memperbaiki keadaan di sana. Karena mereka sudah saya ancam kalau setahun tidak bisa beres, DJBC akan dibubarkan, 16.000 pegawai akan dirumahkan mungkin tidak dibayar. Ini credible threat, saya enggak main-main soalnya," tutupnya. (dik)
