KEBIJAKAN FISKAL

Purbaya Sebut Pemda Numpuk Dana Karena Takut Tersendat di Awal Tahun

Aurora K. M. Simanjuntak
Kamis, 27 November 2025 | 18.00 WIB
Purbaya Sebut Pemda Numpuk Dana Karena Takut Tersendat di Awal Tahun
<p>Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/agr</p>

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti pemda yang takut kehabisan anggaran untuk mendanai program-program pada awal tahun berikutnya jika melakukan percepatan belanja sebelum tutup tahun.

Alih-alih melakukan belanja, Purbaya mengatakan pemda justru menyimpan dananya di perbankan. Dia menyebut pemda bisa menyisihkan dana hingga Rp100 triliun untuk disetor ke bank.

"Mereka [pemda] takut Januari, Februari enggak ada uang, sehingga program daerah enggak jalan. Jadi, ditabung Rp100 triliun. Tapi kan menurut saya, uangnya nganggur Rp100 triliun," katanya di hadapan Komisi XI DPR, Kamis (27/11/2025).

Untuk memperbaiki kebiasaan pemda tersebut, Purbaya bakal merancang sistem baru yang bertujuan mempercepat transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat ke pemda. Dengan begitu, pemda bisa menggenjot kinerja penyerapan anggaran sepanjang tahun.

Namun, dia tidak membeberkan lebih lanjut sistem apa yang dimaksud. Dia hanya memproyeksikan ketika dana TKD turun lebih cepat maka pemda tidak akan kelimpungan di awal tahun dan tak perlu mengendapkan dana ratusan triliun.

"Jadi, pemda enggak usah sisain Rp100 triliun itu. Jadi, [alokasi belanja] bisa dihabiskan," tutur menteri keuangan.

Tak hanya itu, Purbaya juga akan mempererat sinergi dengan melakukan diskusi dan edukasi kepada pemda. Menurutnya, pemda perlu dibekali wawasan terkait dengan cara melakukan penganggaran dan mengakselerasi belanja.

Dia berharap dua inovasi tersebut, yaitu sistem baru dan penguatan koordinasi dengan pemda, bisa meningkatkan kinerja belanja pemda pada tahun-tahun berikutnya. Dana pemda pun bisa dibelanjakan dengan leluasa, tidak hanya mengendap di perbankan sampai nominalnya fantastis.

"Sehingga nanti tahun 2026 enggak ada uang yang kebanyakan nganggur, dan di akhir tahun pun hampir bersih [pagu sudah dibelanjakan]. Kalau pun ada tertahan, jumlahnya pasti ada sedikit. Jadi, uang daerah akan lebih signifikan lagi dampaknya ke perekonomian," tutur Purbaya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.