JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada Januari hingga September 2025 mencapai Rp1.905,6 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan nilai realisasi investasi tersebut setara dengan 75,3% dari target investasi yang ditetapkan oleh pemerintah tahun ini senilai Rp1.905,6 triliun.
"Ini benar-benar sesuai dengan apa yang kami rencanakan, yang kami planning. Walaupun di awal-awal tahun tension-nya cukup meningkat, Alhamdulillah sekarang sudah mulai mereda. Kita lihat perdamaian negara yang bertikai juga sudah mulai membaik. Ini memberikan atmosfer yang positif," ujar Rosan, Jumat (17/10/2025).
Rosan mengatakan total pekerja yang terserap berkat realisasi investasi pada Januari hingga September 2025 tersebut mencapai 1,95 juta orang.
Secara terperinci, realisasi investasi hingga September 2025 tercatat lebih didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan kontribusi mencapai 55,1%.
Realisasi PMDN hingga September 2025 mencapai Rp789,7 triliun, sedangkan realisasi penanaman modal asing (PMA) baru senilai Rp644,6 triliun. "Ini menunjukkan confidence di dalam negeri untuk berinvestasi terus berjalan dengan baik," ujar Rosan.
Rosan mengatakan tingginya PMDN utamanya disebabkan oleh banyaknya perusahaan dalam negeri, utamanya BUMN, yang melakukan investasi pada hilirisasi mineral.
Sepanjang Januari hingga September 2025, realisasi investasi pada hilirisasi mineral tercatat mencapai Rp291,6 triliun dengan investasi pada hilirisasi nikel senilai Rp136,1 triliun.
Terkait dengan PMA, Rosan mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menjalin kerja sama dengan negara mitra nontradisional guna mendorong kegiatan PMA di Indonesia, utamanya pada sektor renewable energy atau energi baru terbarukan.
"Kita membuka komunikasi yang cukup baik dengan negara-negara Timur Tengah. Mereka berinvestasi pada energi baru terbarukan. Saya baru kembali dari Arab Saudi, bekerja sama dengan Public Investment Fund (PIF) dia punya anak usaha di bidang energi baru terbarukan. Kita sudah mengidentifikasi proyek-proyeknya dan mulai terjadi diskusi yang cukup dalam dengan BUMN dan private sector," ujar Rosan. (dik)