JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan tanggapan mengenai hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas. Pasalnya, AS akan mengenakan tarif bea masuk sebesar 100% atas barang impor asal China.
Purbaya menilai perang tarif kedua negara tidak berdampak negatif terhadap perekonomian di dalam negeri. Menurutnya, kondisi tersebut justru memberikan peluang besar bagi produk-produk buatan Indonesia untuk bersaing di pasar AS.
"Kalau China dikenain tarif 100% 'kan barang kita jadi lebih bersaing di Amerika. Biar saja mereka berantem, kita untung," kata Purbaya, dikutip pada Selasa (14/10/2025).
Meski sebenarnya menguntungkan bagi sektor riil Indonesia, Purbaya akan meninjau lebih lanjut dampak perang tarif AS-China terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Dia menilai semestinya kinerja IHSG juga bisa ikut meningkat.
Namun, lanjutnya, IHSG bisa terdampak apabila banyak sentimen negatif dari para investor saat melihat kinerja pasar saham China yang lesu. Perilaku investor ini berpotensi menyeret pasar saham negara lainnya, termasuk Indonesia.
"[Dampak] ke IHSG harusnya positif, tapi mungkin ada sentimen negatif di pasar ya gara-gara pasar sana [China] jatuh," ucap Purbaya.
Sebagai informasi, AS berencana mengenakan bea masuk tambahan dengan tarif sebesar 100% atas barang impor dari China. Sikap ini merupakan tindak lanjut atas langkah China yang memutuskan untuk memperketat ekspor logam tanah jarang atau rare earth mulai 1 November 2025.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pemberlakuan bea masuk 100% atas barang China bisa dipercepat dengan memperhatikan situasi dan kebijakan China ke depan. Dengan adanya bea tambahan ini, bea masuk yang berlaku atas impor dari China bakal mencapai 130%.
"Mulai 1 November atau lebih cepat, AS akan menerapkan bea masuk sebesar 100% terhadap China, di atas bea masuk apapun yang saat ini mereka bayar," ujar Trump di media sosial Truth Social. (dik)