JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 mengusulkan target penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp334,3 triliun.
Angka penerimaan yang dibidik pemerintah itu naik 10,84% dibandingkan target dalam APBN 2025 yang senilai Rp310,35 triliun. Selain itu, target dalam RAPBN 2026 juga lebih tinggi 7,7% dari outlook 2025 yang senilai Rp310,35 triliun.
"Dengan memperhatikan perkembangan realisasi tahun sebelumnya dan outlook penerimaan 2025 serta kebijakan teknis pada kepabeanan dan cukai 2026, penerimaan kepabeanan dan cukai pada RAPBN tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp334,30 triliun," tulis pemerintah dalam Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2026, dikutip pada Selasa (19/8/2025).
Faktor yang menjadi perhatian pemerintah dalam menyusun target penerimaan kepabeanan dan cukai 2026 antara lain melonjaknya penerimaan bea keluar serta fenomena downtreading rokok ke golongan yang lebih murah yang diperkirakan masih terjadi tahun ini.
Kemudian, ada beberapa tantangan lain seperti melambatnya harga komoditas perdagangan internasional, serta dampak kebijakan tarif bea masuk resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).
Secara terperinci, Nota Keuangan RAPBN 2026 mencatat target penerimaan kepabeanan dan cukai yang senilai Rp334,3 triliun ini terdiri dari 3 pos setoran. Pertama, cukai yang ditargetkan senilai Rp241,83 triliun.
Target penerimaan cukai yang diusulkan untuk tahun depan turun 0,97% dibandingkan dengan target yang dalam APBN 2025 senilai Rp244,19 triliun. Seperti disampaikan, target tersebut disesuaikan setelah pemerintah melihat perkembangan penerimaan cukai dalam 5 tahun terakhir dan rencana kebijakan teknis.
Kedua, bea masuk ditargetkan senilai Rp49,9 triliun atau turun 5,72% dari target APBN 2025 senilai Rp52,93 triliun. Salah satu dampak eksternal terhadap penerimaan bea masuk tahun depan yang akan diwaspadai ialah penerapan tarif bea masuk hasil perundingan dengan AS dan Uni Eropa.
Ketiga, bea keluar ditargetkan senilai Rp42,56 triliun atau melonjak 852,13% dibandingkan target APBN 2025 senilai Rp 4,47 triliun. Target yang dipatok itu memperhatikan fluktuasi harga komoditas terutama CPO, kebijakan hilirisasi, kebijakan teknis, serta mempertimbangkan outlook bea keluar tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp27,89 triliun. (dik)