JAKARTA, DDTCNews – Kinerja ekspor Indonesia diharapkan makin meningkat seiring dengan ditandatanganinya perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Peru (Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement/IP- CEPA).
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan IP-CEPA harus dioptimalkan sebagai landasan kemajuan hubungan dan kinerja perdagangan Indonesia-Peru.
“Setelah penandatanganan IP-CEPA, Indonesia dan Peru akan segera melakukan ratifikasi. IP-CEPA juga bermuara pada komitmen yang dibuat pelaku usaha, termasuk Kadin, dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya, dikutip pada Selasa (12/8/2025).
Melalui IP -CEPA, sambung Roro, pemerintah Indonesia menghapus sekitar 85% pos tarif untuk lebih dari 9.700 produk Peru. Sementara itu, pemerintah Peru menghapus sekitar 87% pos tarif untuk lebih dari 6.900 produk Indonesia.
Adanya penghapusan 87% pos tarif tersebut membuat peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Peru semakin terbuka. Peluang ekspor tersebut terutama atas produk alas kaki, tekstil, lemak nabati dan minyak, serta sel primer mangan dioksida dan baterai primer.
“Bagi Indonesia, IP-CEPA merupakan perjanijan perdagangan kedua dengan negara di wilayah Amerika. Hal ini menunjukkan Peru adalah negara yang penting dalam hubungan Indonesia dengan negara di regional Amerika,” tutur Roro.
Untuk memperkuat hubungan perdagangan barang, lanjutnya, terdapat beberapa strategi yang akan dilakukan. Strategi itu seperti meningkatkan volume perdagangan barang serta memfasilitasi transfer teknologi perdagangan barang sebagaimana disepakati dalam perjanjian.
Selain itu, Roro menambahkan pemerintah perlu membangun kerangka kerja yang dapat memperkuat perekonomian, mendorong aspek berkelanjutan, dan memupuk solidaritas dalam mengatasi tantangan global.
“Sudah saatnya kita bekerja sama dengan semangat gotong royong memantau dan mengevaluasi implementasi IP-CEPA di masa depan. Semoga IP-CEPA membawa kita lebih dari sekedar capaian angka-angka, tapi lebih jauh menyentuh hubungan antarmanusia,” ujarnya.
Melansir dari Siaran Pers Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Peru pada 2024 mencapai US$480,7 juta. Meski relatif kecil, perdagangan Indonesia dengan Peru menunjukkan pertumbuhan rata-rata 15,08% per tahun selama 2020 - 2024.
Produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke Peru antara lain kendaraan, alas kaki, minyak sawit dan turunannya, dan lemari pendingin. Sementara itu, Indonesia mengimpor biji cokelat, briket batu bara, bahan bakar padat, pupuk, anggur, dan seng mentah. (rig)