OBITUARI

Memoar Kwik Kian Gie: Tak Adil Bayar Pajak Tapi Korupsi Merajalela

Redaksi DDTCNews
Selasa, 29 Juli 2025 | 17.09 WIB
Memoar Kwik Kian Gie: Tak Adil Bayar Pajak Tapi Korupsi Merajalela
<p>Jurnalis merekam layar digital informasi wafatnya mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) periode 1999-2000 Kwik Kian Gie di Rumah Duka Sentosa, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Ekonom yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas periode 2001-2004 tersebut wafat di usai 90 tahun karena sakit. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.</p>

JAKARTA, DDTCNews - Kwik Kian Gie wafat pada Senin petang, 28 Juli 2025, di usianya yang ke-90 tahun. Tutup usianya sosok ekonom senior itu meninggalkan duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia.

Kwik Kian Gie sempat menjabat sebagai Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) periode 1999-2000 di bawah pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) itu juga telah menyumbangkan banyak pemikirannya di bidang ekonomi.

Kwik Kian Gie juga dikenal vokal terhadap praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang mengakar kuat di lingkungan birokrasi. Salah satu pemikirannya terekam di sebuah artikel opini yang dimuat oleh Harian Kompas pada Senin (30/10/2000) berjudul Masalah Ekonomi, Diduga Masih Tetap KKN.

Tulisan tersebut dimuat di tengah perekonomian Indonesia yang berusaha pulih dari krisis moneter 1998. Kwik Kian Gie menyoroti utang pemerintah yang menumpuk dan kiat-kiat negara untuk melunasinya.

Dirinya bahkan menyinggung adanya 'konglomerat jahat' yang memberikan kredit secara serampangan melalui bank miliknya sendiri untuk perusahaan-perusahaan miliknya sendiri. Praktik-praktik itu membuat perbankan hancur dan pada akhirnya menyeret pemerintah yang ketiban kewajiban untuk membayar likuidasi dan rekapitalisasi.

Semua itu, tulis Kwik Kian Gie, dibayar dengan utang dan memungut pajak dari rakyat. Dalam kondisi itulah Kwik Kian Gie berteriak lantang mengenai ketidakadilan yang dihadapi rakyat.

"Jelas hal yang sangat tidak adil. Yang konyol adalah cara pejabat tiggi itu membenarkan bahwa orang tidak bersalah harus membayar pajak untuk menutup musnahnya uang pemerintah yang dirampok oleh konglomerat jahat," tulis Kwik Kian Gie.

Menurut Kwik Kian Gie, masalah ekonomi nasional pada awal 2000-an itu bukanlah ekonomi yang jelek, melainkan ketidakadilan yang membuat rakyat harus mem-bail out utang konglomerat jahat.

Begitulah Kwik Kian Gie, ekonom nasionalis yang pernah dimiliki Indonesia.

Kwik sendiri lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1935 silam. Selepas merampungkan kuliah di UI, Kwik Kian Gie melanjutkan studi ke Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam yang kini bernama Erasmus Universiteit Rotterdam.

Selepas menjabat Menko Ekuin di era Presiden Gur Dur, Kwik kembali didapuk untuk masuk kabinet sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada 2001-2004 di bawah kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.