Ilustrasi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Indonesia telah menyampaikan dukungan kepada World Trade Organization (WTO) untuk melaksanakan reformasi.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso saat bertemu dengan Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala di sela APEC Ministers Responsible for Trade 2025 di Korea Selatan. Menurutnya, WTO memiliki tugas untuk meredakan ketegangan perdagangan dan mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral.
"Kami percaya bahwa reformasi WTO akan memperkuat relevansi dan efektivitas WTO dalam mengatasi tantangan global saat ini dan masa mendatang," katanya, Jumat (16/5/2025).
Budi mengatakan Indonesia memiliki beberapa kekhawatiran mengenai situasi perdagangan global, termasuk peningkatan tren proteksionisme. Indonesia pun mendukung WTO memperkuat sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan.
WTO dinilai perlu meningkatkan perannya dalam mengatasi masalah perdagangan, meredakan ketegangan perdagangan, serta mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral.
Dia menjelaskan WTO menjadi satu-satunya sistem perdagangan multilateral yang transparan, inklusif, dan berbasis aturan. Perdagangan multilateral ini ditegakkan WTO berdasarkan prinsip-prinsip fundamental, termasuk prediktabilitas, transparansi, nondiskriminasi, dan komitmen terhadap persaingan yang adil.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Indonesia turut mendukung penguatan fungsi WTO, khususnya melalui reformasi WTO dengan mempertimbangkan aspek pembangunan serta prinsip special and differential treatment.
Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengharapkan dukungan penuh dari seluruh anggota, termasuk Indonesia, guna menyukseskan proses reformasi WTO yang bertujuan memperkuat efektivitas dan relevansi organisasi tersebut. Dia juga setuju mekanisme dialog harus menjadi pendekatan utama dalam penyelesaian permasalahan.
"Pendekatan melalui dialog harus menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan berbagai tantangan perdagangan, bukan melalui tindakan retaliasi," ujarnya.
Sebelumnya, WTO telah memperkirakan volume perdagangan barang dunia akan turun sebesar 0,2% pada 2025 seiring dengan memanasnya situasi perdagangan global. Dalam laporan Global Trade Outlook and Statistics yang diterbitkan WTO pada 16 April 2025, bahkan tertulis kinerja perdagangan global dapat mengalami kontraksi lebih dalam hingga 1,5% pada 2025 jika situasinya memburuk. (dik)