Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat posisi utang pemerintah pada akhir Juli 2024 senilai Rp8.502,69 triliun.
Laporan APBN Kita edisi Agustus 2024 menyatakan rasio utang tersebut terhadap PDB adalah sebesar 38,68%. Posisi utang ini secara nominal mengalami kenaikan dari bulan lalu yang senilai Rp8.444,87 triliun, tetapi rasionya turun dari 39,13%.
"Rasio utang per akhir Juli 2024 yang 38,68% terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara," bunyi laporan APBN Kita, dikutip pada Senin (19/8/2024).
Pemerintah menyatakan konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal. Selain masih sesuai dengan UU Keuangan Negara, rasio utang dinilai aman karena mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang, serta dilakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif.
Pada akhir Juli 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di 8,00 tahun.
Mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 70,96%. Hal ini selaras dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.
Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa SBN yang mencapai 87,76%. Pasar SBN yang efisien akan meningkatkan daya tahan sistem keuangan Indonesia terhadap guncangan ekonomi dan pasar keuangan.
Pengelolaan portofolio utang juga dinilai berperan besar dalam menjaga kesinambungan fiskal secara keseluruhan.
"Oleh karena itu, pemerintah konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal," bunyi laporan APBN Kita.
Pengelolaan utang pemerintah yang disiplin turut menopang hasil asesmen lembaga pemeringkat kredit terhadap sovereign rating Indonesia. Terbaru, S&P kembali mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada akhir Juli lalu.
S&P menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas fiskal dengan kebijakan yang hati-hati. Selain itu, rasio utang pemerintah Indonesia terhadap PDB juga masih relatif rendah dibandingkan peers pada level investment grade. (sap)