KINERJA FISKAL

Kejar Penerimaan, Sri Mulyani Sentil ESDM Soal Lifting Migas Rendah

Dian Kurniati
Sabtu, 17 Agustus 2024 | 09.00 WIB
Kejar Penerimaan, Sri Mulyani Sentil ESDM Soal Lifting Migas Rendah

Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perlu segera mengatasi lifting migas yang rendah.

Sri Mulyani mengatakan lifting migas sejauh ini masih lebih rendah dari target dalam APBN 2024. Kondisi ini tersebut pada akhirnya juga berefek pada penerimaan negara, baik perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Lifting migas kita turun walaupun tadi harganya agak sedikit naik, dan penyusutan dari kapasitas produksi masing-masing sumur. Ini PR yang besar sekali untuk [Kementerian] ESDM dan SKK Migas," katanya, dikutip pada Sabtu (17/8/2024).

Sri Mulyani mengatakan realisasi lifting minyak pada Juni 2024 hanya 576.100 barel per hari. Padahal pada UU APBN, target lifting minyak adalah 635.000 barel per hari.

Kemudian untuk lifting gas, tercatat 946.600 barel setara minyak per hari pada semester I/2024. Adapun target lifting gas pada APBN 2024 mencapai 1,03 juta barel setara minyak per hari.

Realisasi lifting migas memiliki keterkaitan erat dengan APBN. Pasalnya, asumsi lifting migas juga menjadi dasar dalam penetapan target pendapatan perpajakan dan PNBP.

Sri Mulyani pun berharap lifting migas terus meningkat pada semester II/2024 sehingga berefek positif terhadap pendapatan negara.

"Lifting gas dan minyak terus mengalami penurunan dan tidak mencapai asumsi," ujarnya.

Pendapatan negara hingga Juli 2024 tercatat senilai Rp1.545,4 triliun atau terkontraksi 4,3%. Realisasi ini setara 55,1% dari target Rp1.545,4 triliun.

Pendapatan tersebut utamanya ditopang oleh perpajakan yang senilai Rp1.199,7 triliun yang terdiri atas pajak Rp1.045,3 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp154,4 triliun. Penurunan lifting migas antara lain berdampak pada komponen penerimaan PPh migas yang minus 13,22%.

Sedangkan untuk PNBP, realisasinya senilai Rp338 triliun. Penurunan lifting migas pun menyebabkan kontraksi pada komponen PNBP SDA migas sebesar 6,4%. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.