Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kinerja APBN 2024 hingga akhir April. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Hingga akhir April 2024, APBN dan keseimbangan primer masih pada posisi surplus. Kendati demikian, pendapatan negara tercatat masih turun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi pendapatan negara hingga akhir April 2024 tercatat senilai Rp924,9 triliun. Realisasi tersebut sekitar 33,0% dari target dalam APBN 2024 senilai Rp2.802,3 triliun.
“Ada 7,6% penurunan year on year dari pendapatan negara pada akhir April [2024],” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (27/5/2024).
Sebagai perbandingan berdasarkan pada dokumen APBN Kita, pada akhir April 2023, realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp1.000,5 triliun atau 40,6% dari target APBN. Kinerja pada saat itu juga tumbuh 17,3%.
“Tahun lalu mendapatkan windfall dari commodity price yang meningkat,” kata Sri Mulyani.
Kemudian, realisasi belanja negara hingga akhir April 2024 tercatat senilai Rp849,2 triliun. Dengan demikian, sebanyak 25,5% dari pagu dalam APBN 2024 senilai Rp3.325,1 triliun sudah dibelanjakan.
“Ini dibandingkan posisi akhir April 2023 mengalami kenaikan 10,9% year on year,” katanya.
Sebagai perbandingan kembali, realisasi belanja negara pada akhir April 2023 tercatat senilai Rp765,8 triliun atau 25,0% dari pagu dalam APBN. Pada saat itu, kinerja belanja negara hanya tumbuh 2,04% secara tahunan.
Dengan kinerja pendapatan negara dan belanja negara tersebut, sambung Sri Mulyani, APBN 2024 masih mencatatkan surplus senilai Rp75,7 triliun atau 0,33% terhadap produk domestik bruto (PDB). Keseimbangan primer surplus Rp237,1 triliun.
Sebagai perbandingan kembali, pada posisi akhir April 2023, surplus APBN masih cukup besar. Nilainya adalah Rp234,7 triliun atau 1,12% terhadap PDB. Saat itu, keseimbangan primer juga masih surplus hingga Rp374,3 triliun. (kaw)