Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) menyalami Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo (kiri) dan Doni P. Joewono (kanan) seusai konferensi pers penyampaian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Maret 2023 di Jakarta, Kamis (16/3/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) melalui rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan suku bunga acuan sebesar 5,75% sudah cukup memadai untuk menjaga inflasi inti tetap terkendali 3% +/- 1% (2% hingga 4%) dan mengembalikan inflasi secara umum ke sasaran 3% +/- 1%.
"Inflasi indeks harga konsumen akan kembali ke sasaran 3% +/- 1% lebih awal dari perkiraan sebelumnya," ujar Perry, Selasa (18/4/2023).
Dalam RDG pada bulan-bulan sebelumnya, BI memperkirakan inflasi secara umum diperkirakan baru akan kembali ke sasaran 3 +/- 1% pada semester II/2023.
Lebih lanjut, Perry mengatakan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah.
Sehubungan dengan hal tersebut, BI akan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah lewat intervensi pasar valas dengan transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.
Untuk diketahui, inflasi pada bulan Maret 2023 tercatat hanya sebesar 4,97%, melambat bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang selalu menembus angka 5%.
Inflasi inti pada Maret 2023 tercatat hanya sebesar 2,94%, sedangkan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food melambat dari 7,62% pada Februari menjadi hanya 5,83% pada Maret 2023.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi," ujar Perry. (sap)