JAKARTA, DDTCNews – Industri pengolahan alias manufaktur menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018. Angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama ini lebih baik dari periode yang sama tahun lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 sebesar 5,06% secara year-on-year (yoy) atau naik 0,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sekitar 5,01%. Industri pengolahan punya porsi tertinggi dalam menyumbang angka pertumbuhan ekonomi.
"Sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 kalau dilihat dari sisi lapangan usaha, dipicu oleh industri pengolahan," katanya di kantor BPS, Senin (7/5).
Seperti yang diketahui, pada triwulan I 2018, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,97%. Kemudian diikuti oleh konstruksi sebesar 0,72% dan perdagangan besar - eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,66%.
Industri pengolahan punya porsi terbesar terhadap PDB dengan andil sebeaar 20,27%. Pertumbuhan industri tersebut didorong oleh industri non-migas antara lain industri mesin, makanan dan minuman, tekstil, serta industri kulit dan barang dari kulit.
Dari sisi pengeluaran, struktur PDB Indonesia masih didominasi oleh konsumsi yang tumbuh 4,98% dengan pangsa sebesar 56,8% terhadap PDB. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan ekspor yang masing-masing tumbuh 7,95% dan 6,17% pada kuartal I/2018.
Khusus pertumbuhan konsumsi, dalam periode Januari-Maret 2018 terjadi peningkatan tipis dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, di mana pertumbuhannya hanya sebesar 4,94%. Konsumsi ini didorong oleh penjualan eceran sandang yang tumbuh 8,83%, setelah sebelumnya terkontraksi 5,68% pada kuartal I/2017.
"Kenaikan tipis dari konsumsi rumah tangga ini punya signifikasi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena porsinya paling besar terhadap PDB. Jadi setiap kenaikan akan berdampak signifikan pada angka pertumbuhan ekonomi," terangnya. (Amu)