JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2017. Hasilnya, menunjukan perbaikan dari tahun ke tahun meski masih terdapat pekerjaan rumah untuk akselerasi di kawasan Indonesia timur.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2017 sebesar 70,81 atau tumbuh 0,90% dibanding tahun 2016. Peningkatan IPM menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesehatan, harapan hidup, sekolah, serta hidup layak semakin panjang.
"Kualitas kesehatan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Indonesia mengalami peningkatan," katanya, Senin (16/4).
Dia menjelaskan bahwa IPM Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, utamanya dalam kurun waktu 2010 hingga 2017. Adapun pada tahun 2010, IPM Indonesia masih sebesar 66,53 dan secara bertahap meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 70,81 pada 2017.
Seperti yang IPM merupakan salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pengelolaan anggaran. Terlebih, IPM salah satu target pembangunan pemerintah.
"Indeks Pembangunan Manusia ini penting karena salah satu target pembangunan diasumsi dasar makro. Yakni penurunan kemiskinan, penurunan kemiskinan, ketimpangan dan kualitas pembangunan manusia," terangnya.
Bila dilihat lebih detail, terdapat tiga dimensi dasar yang membentuk IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak. Untuk dimensi umur panjang dan hidup sehat tahun 2017 mencapai 71,06 di mana pertumbuhannya dari 2010 sampai 2017 tercatat sebesar 0,25% per tahun.
Untuk dimensi pengetahuan, dibagi ke dalam indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas. Dari 2010-2017, harapan lama sekolah rata-rata tumbuh 1,87% per tahun dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas tumbuh 1,18% per tahun.
"Harapan lama sekolah jadi sinyal positif semakin banyak penduduk yang bersekolah. Rata-rata penduduk usia 25 tahun ke atas juga telah menyelesaikan pendidikan hingga kelas IX," tutur Suhariyanto.
Untuk dimensi standar hidup layak, direpresentasikan oleh besaran pengeluaran per kapita. Pengeluaran per kapita masyarakat tahun 2017 terhitung mencapai Rp10,66 juta per tahun, di mana terjadi peningkatan pengeluaran per kapita masyarakat dalam tujuh tahun terakhir sebesar 1,76% per tahun. (Amu)