JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran hingga Agustus 2017 sudah mencapai 1,65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp224,3 triliun. Menurutnya defisit anggaran saat ini masih jauh lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 2,09% terhadap PDB.
"Defisit itu muncul karena penerimaan perpajakan yang baru mencapai Rp780,03 triliun atau 53% dari target yang dipatok dalam APBNP 2017 sebesar Rp1.472,4 triliun. Sementara, realisasi penerimaan pajak dalam negeri baru sekitar Rp755,81 triliun atau 52,6% dari target," ujarnya di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (7/9).
Meski begitu, dia mengakui realisasi penerimaan perpajakan pada periode sama tahun lalu hanya Rp711,4 triliun atau 46% dari target. Angka itu terkomposisi atas penerimaan pajak dalam negeri sekitar Rp689,1 triliun atau 45,8% dari target meskipun ada program pengampunan pajak pada saat itu.
Walaupun realisasi penerimaan perpajakan baru sekitar setengah target, Sri Mulyani optimis angka itu bisa semakin meningkat menjelang akhir tahun. Mengingat, tren penerimaan perpajakan sangat meningkat pesat pada akhir tahun, serta penyerapan belanja pemerintah juga akan berdampak tinggi pada triwulan ketiga dan keempat.
"Kami teruss mengevaluasi profil penerimaan dan melakukan extra effort untuk naikkan penerimaan. Kami juga tetap berupaya untuk menjaga kinerja APBN agar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat," paparnya.
Adapun, Mantan Direktur Bank Dunia itu menegaskan penyerapan belanja pemerintah hingga akhir Agustus 2017 baru mencapai Rp695,6 triliun atau 50,9% dari target yang dipatok dalam APBNP 2017.
Pemerintah khususnya Ditjen Pajak tetap menjalankan berbagai extra effort untuk bisa mengejar tingginya target pajak, sehingga defisit anggaran akan semakin kecil. Pasalnya dalam UU Keuangan Negara, batas defisit anggaran telah ditentukan sebesar 3%.