JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia per Juli 2017 mengalami defisit sebesar US$270 juta lantaran sektor migas yang mengalami defisit. Namun, neraca perdagangan selama Januari-Juli 2017 secara akumulatif masih mencatat surplus sebesar US$7,93 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan defisit nilai ekspor migas masih tipis. Selain itu, jika dibandingkan terhadap Juni 2017 justru mengalami surplus sekitar US$1,63 miliar.
"Defisit neraca perdagangan disebabkan karena nilai ekspor sektor Migas yang juga mengalami tekanan defisit mencapai US$604 juta. Tekanan defisit ini cukup mendalam, sehingga neraca perdagangan pada bulan Juli tahun ini pun turut mengalami defisit," ujarnya di Kantor Pusat BPS Jakarta, Selasa (15/8).
Nilai ekspor bulan Juli 2017 yang sebesar US$13,62 miliar meningkat 16,83% dibandingkan dengan Juni 2017. Sementara, capaian nilai ekspor pada bulan Juli 2017 Â meningkat cukup tinggi yaitu setara 41,12% jika dibandingkan dengan Juli 2016.
"Nilai ekspor migas menurun 7,79% berdasarkan month-to-month (mtm) menjadi sekitar US$1,17 miliar. Namun ekspor migas justru tumbuh 17,61% berdasarkan year-on -year (yoy)," paparnya.
Secara keseluruhan, total nilai ekspor selamaJanuari-Juli 2017 berkisar US$93,6 miliar atau meningkat sekitar 17,32%. Kemudian, nilai ekspor non migas pun mengalami pertumbuhan setara 17,37% menjadi sebesar US$84,8 miliar.
Di samping itu, pangsa ekspor berdasarkan negara didominasi ASEAN dengan pangsa tertinggi sebesar US$18,16 miliar. Disusul oleh Uni Eropa senilai US$11,12 miliar, China senilai US$10,73 miliar, Amerika Serikat senilai US$9,76 miliar, dan Jepang senilai US$8,02 miliar. (Amu)