Ilustrasi.
ANKARA, DDTCNews – Pedagang ramai-ramai menutup toko sebagai bentuk protes atas keputusan Pemerintah Turki yang menaikkan tarif pajak dan biaya usaha seperti listrik, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) pada awal tahun ini.
President of the Turkish Monopoly Dealers Platform Ozgur Aybas mewakili para pedagang minuman keras menolak adanya kenaikan tarif pajak atau cukai atas sejumlah produk seperti rokok, minuman beralkohol, dan produk hasil tembakau lainnya.
“Tindakan menutup jendela ini adalah refleks pedagang terhadap kenaikan tarif pajak yang selangit yang pada saat bersamaan tarif listrik, gas, dan BBM juga mengalami kenaikan,” katanya dikutip dari balkaninsight.com, Kamis (6/1/2022).
Awal tahun ini, pemerintah resmi menaikkan pajak atau cukai minuman beralkohol, rokok, dan produk tembakau lainnya hingga 47%. Kenaikan tersebut juga terjadi bersamaan dengan adanya kenaikan biaya listrik, gas, dan BBM.
Menurut otoritas pengatur pasar energi Turki, biaya listrik akan meningkat 50%. Usaha dan rumah tangga dengan konsumsi daya lebih dari 150kWh akan menghadapi kenaikan biaya hingga 125%. Kondisi ini juga mengakibatkan harga barang-barang meningkat.
Tak hanya itu, pemerintah juga menaikkan harga bensin, tol, asuransi mobil serta barang, gas alam, dan jasa lainnya. Langkah ini diambil karena mempertimbangkan penurunan dramatis dalam nilai mata uang dan tingkat inflasi yang tinggi pada 2021.
Pada tahun lalu, mata uang lira kehilangan lebih dari 70% nilainya terhadap mata uang asing. Menurut TurkStat, tingkat inflasi nasional Turki pada tahun lalu mencapai 36% dan menjadi yang tertinggi dalam 19 tahun terakhir. (vallen/rig)