Ilustrasi.
JERUSALEM, DDTCNews – Penerimaan negara dari penjualan dan penggunaan kendaraan di Israel menunjukkan angka fantastis. Bagaimana tidak, pungutan pajak kendaraan di Israel sepanjang 2021 mampu menyumbang penerimaan negara hingga NIS44 miliar atau setara Rp202 triliun.
Capaian ini disebut sebagai prestasi dari Menteri Keuangan Israel yang ikut menelurkan kebijakan yang mendukung impor mobil berbahan bakar listrik. Saat ini Israel menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan tarif pajak atas mobil baru dan bahan bakar tertinggi di dunia.
"Rekor baru tercatat dalam penjualan kendaraan baru di Israel pada 2021. Pajak penjualan yang berhasil diraup pemerintah pada 11 bulan pertama mencapai NIS10,8 miliar [Rp49 triliun]. Jumlah tersebut naik 20% dari 2020," tulis The Jerusalem Post, dikutip Rabu (29/12/2021).
Angka penerimaan tersebut diperkirakan akan terus naik pada akhir Desember menjadi sekitar NIS12 miliar. Hal ini dipicu oleh para importir yang mendapat pembebasan bea cukai atas berbagai mobil listrik. Rencananya akan ada kenaikan pajak pada mobil listrik pada 1 Januari 2022 mendatang.
Tak hanya dari penjualan kendaraan baru, pemerintah juga berhasil meraup pemasukan pajak dari para karyawan yang diberi mobil sehubungan dengan pekerjaannya. Dari sana, pemerintah berhasil mendapat penerimaan pajak sebesar NIS5 juta pada 2021.
Perlu diketahui bahwa masih ada tambahan pemasukan pemerintah sebesar NIS5 miliar atas biaya lisensi kendaraan juga sebesar NIS17,5 miliar atas cukai bensin dan solar. Pemerintah juga mendapat penerimaan sebesar NIS4,5 miliar atas PPN pada bahan bakar dan penjualan kendaraan.
Jika ditotal seluruhnya, pemasukan sebesar NIS44 miliar dari penggunaan kendaraan berhasil masuk ke kantong pemerintah.
Seperti belum puas, pemerintah berencana untuk memperkenalkan reformasi pajak yang kemungkinan akan meningkatkan beban pajak. Padahal selama ini beban pajak kendaraan di Israel sudah menduduki yang tertinggi di dunia.
Beberapa pajak baru telah dimasukkan dalam anggaran 2022 sedangkan yang lainnya masih dalam pertimbangan. (sap)