Ilustrasi. Dua orang pejalan kaki melintas di depan kantor pusat OECD di Paris, Prancis. (foto: oecd.org)
PARIS, DDTCNews – Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengoreksi positif proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dalam OECD Economic Outlook – Interim Report: March 2021, perekonomian Indonesia pada tahun ini diproyeksi mampu tumbuh 4,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi pada Desember 2020 sebesar 4%. Ekonomi global diproyeksi tumbuh 5,6%, lebih baik dibandingkan dengan estimasi sebelumnya 4,2%.
“Prospek perekonomian global telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir dibantu vaksinasi secara bertahap dan tambahan dukungan fiskal," tulis OECD dalam laporannya, dikutip pada Selasa (9/3/2021).
Menurut OECD, aktivitas perekonomian dari berbagai sektor tercatat sudah mulai naik. OECD menilai sebagian besar sektor perekonomian telah mampu beradaptasi terhadap protokol Covid-19 yang sempat menjadi penekan aktivitas ekonomi pada masa awal pandemi.
Vaksinasi juga sudah mulai berjalan di berbagai negara meski belum dilakukan secara merata. Berbagai bentuk stimulus fiskal, terutama oleh Amerika Serikat, juga akan diterapkan pada tahun ini. Kedua hal ini dinilai memberikan sokongan positif terhadap perekonomian global.
Dalam laporannya, OECD meminta kepada pemerintah seluruh negara untuk mempercepat proses vaksinasi dan menggelontorkan kebijakan fiskal yang tepat sasaran. Hal tersebut diperlukan untuk mendorong output sekaligus membangun optimisme perekonomian.
Dukungan tetap perlu diberikan kepada sektor-sektor dan rumah tangga yang terdampak besar pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, pemerintah juga harus menyiapkan landasan agar pemulihan ekonomi berkelanjutan.
"Vaksinasi yang merata atas seluruh populasi orang dewasa adalah kebijakan ekonomi terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Ekonom OECD Laurence Boone.
Vaksinasi perlu dilaksanakan secara merata agar pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial bisa segera dicabut. Bila tidak, prospek pemulihan akan berjalan lebih lambat. Efektivitas kebijakan fiskal yang dikeluarkan juga berpotensi berkurang. (kaw)