Ilustrasi. (DDTCNews)
AMSTERDAM, DDTCNews—Kementerian Keuangan Belanda memproyeksikan dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 masih akan terus menekan perekonomian nasional hingga tahun depan.
Menteri Keuangan Belanda Wopke Hoekstra mengatakan krisis kesehatan akibat Corona membuat ekonomi Belanda mengalami periode terburuk sejak Perang Dunia II sehingga memengaruhi keberlangsungan usaha dan ketersediaan lapangan kerja.
"Untuk sebagian besar, serangan belum datang. Namun, tingkat pengangguran diprediksi akan meningkat tahun depan dan lebih banyak perusahaan yang akan bangkrut," kata Wopke dikutip Kamis (17/9/2020).
Prediksi situasi tahun depan, lanjut Wopke, membuat pengelolaan anggaran negara tetap mengalami kesulitan seperti tahun ini, padahal dukungan pemerintah kepada dunia usaha dan menjamin upah pekerja masih diperlukan pada tahun depan.
Otoritas fiskal menyiapkan tambahan pagu anggaran sebesar €45,9 miliar atau setara Rp801 triliun untuk paket stimulus ekonomi bagi dunia usaha dan subsidi upah hingga akhir tahun dan untuk kebutuhan 2021.
Pada saat yang sama pemerintah memprediksi realisasi penerimaan pajak akan tergerus hingga €16,6 miliar akibat pandemi Covid-19. Alhasil, pemerintah menargetkan defisit anggaran mencapai 5,5% dari PDB atau senilai €45 miliar pada 2021.
"Jumlah defisit bisa saja berubah tergantung pada jalannya pandemi dan dampaknya. Ini [pengelolaan APBN] seperti mengemudi dalam kabut," ungkapnya.
Seperti dilansir WTOP News, belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 mulai mereda di Belanda. Otoritas kesehatan melaporkan sudah ada 8.265 orang yang positif Covid-19 pada pekan lalu.
Jumlah tersebut meningkat dari pekan sebelumnya yang tercatat positif sebanyak 5.427 orang. Persentase positif Covid-19 juga ikut meningkat dari 2,8% menjadi 3,9% terutama di kota besar seperti Amsterdam, Rotterdam dan Den Haag. (rig)