Ilustrasi.
MANILA, DDTCNews – Otoritas zona ekonomi (Philippine Economic Zone Authority/PEZA) akan menyerahkan tahap kedua reformasi pajak kepada parlemen dan kabinet untuk menjaga investor asing.
PEZA akan mengusulkan kenaikan tarif pajak untuk pendapatan kotor (gross income earned/GIE) dari 5% menjadi 7%. Selain itu, otoritas juga akan mengusulkan masa libur pajak (tax holiday) yang lebih lama dari ketentuan saat ini.
“Kami harus sangat berhati-hati dalam mengeluarkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Comprehensive Income Tax and Incentive Rationalization Act (CITIRA) karena memiliki banyak implikasi,” ujar Dirjen PEZA Charito Plaza, Senin (21/10/2019).
Berdasarkan pada pengamatan strategi China dan Vietnam, Plaza mengatakan Filipina harus mempertimbangkan menawarkan subsidi untuk memikat perusahaan. Dia memberi contoh China yang menawarkan tanah bebas sewa hingga 20 tahun.
RUU CITIRA berupaya menurunkan tarif pajak penghasilan perusahaan dan memperbarui paket insentif. Hal ini akan mengikuti tahap reformasi pertama, yang menurunkan tarif pajak penghasilan pribadi dan menaikkan bea atas bahan bakar, mobil, dan minuman manis.
“Kami juga harus berhati-hati karena mungkin [berisiko] menghancurkan minat investor. Kami mungkin menghancurkan citra internasional kami. Di sisi lain investor kami berkata, mengapa Anda mengubah aturan di tengah permainan?” papar Plaza.
PEZA, sambung Plaza, mendukung tahap kedua reformasi pajak sejak awal. Dia mengatakan masukan lembaga akan diserahkan ke Senat, Departemen Keuangan, serta Departemen Perdagangan dan Industri.
Seperti dilansir news.abs-cbn.com, Plaza mengatakan Filipina memiliki tarif pajak penghasilan badan tertinggi dan jangka waktu tax holiday terpendek. Hal tersebut mengakibatkan pencari lokasi PEZA mengandalkan rezim insentif saat ini.
“Dengan jutaan hektar lahan kosong, Filipina seharusnya mampu menawarkan lahan kosong seperti yang ditawarkan China kepada investor,”imbuhnya. (MG-anp/kaw)