Ilustrasi Frankfurt, Jerman. (foto: tripsavvy.com)
BERLIN, DDTCNews – Pemerintah Jerman tengah berencana memangkas tarif efektif pajak perusahaan dari yang berlaku efektif saat ini 30%—33% menjadi 25%.
Upaya tersebut berdasarkan proposal yang disusun oleh Menteri Ekonomi Peter Altmaier pada Kamis (29/8/2019). Proposal itu ditujukan sebagai bagian dari paket rencana dukungan untuk UMKM yang menyumbang hampir 60% dari lapangan pekerjaan di Jerman.
“Kita harus mengurangi beban pajak pada perusahaan kecil dan menengah secara bertahap dengan sepenuhnya menghapuskan solidarity surchargedan membatasi pajak perusahaan hingga menjadi 25% dari laba perusahaan,” kata Altmaier, Kamis (29/8/2019).
Berdasarkan proposal tersebut Altmaier mempunyai tujuan secara bertahap menghilangkan pajak atas proyek reunifikasi (solidarity surcharge). Dia juga mengusulkan ambang batas pajak untuk personal-liability companies sebesar 45%.
Selanjutnya, biaya sosial secara bertahap akan dipangkas menjadi di bawah 40%. Pemangkasan itu dilakukan dengan mengurangi pungutan untuk asuransi pengangguran.
Adapun langkah itu diambil untuk membantu UMKM di tengah tanda-tanda ekonomi yang sedang memasuki resesi. Pasalnya, perekonomian Jerman kini berada di bawah tekanan karena permintaan ekspor yang menurun akibat perang dagang dan ketidakpastian Brexit.
Untuk itu, perubahan besaran beban pajak dapat membantu meringankan ketegangan pada perusahaan di Jerman. Selain itu, inisiatif Altmaier ini sekaligus mengindikasikan perhatian dari Kanselir Angela Merkel untuk terus bertindak memperbaiki kondisi ekonomi.
Namun, rencana tersebut bukan bagian dari perjanjian koalisi pemerintah Jerman. Untuk itu, Altmaier memerlukan dukungan dari mitra junior Kanselir Jerman Angela Merkel agar gagasanya dapat terealisasi.
Sementara itu, Altmaier juga belum merinci dampak dari pemangkasan pajak tersebut terhadap pendapatan pemerintah. Dia mengaku tengah dalam pembicaraan dengan Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz untuk mengajukan rencananya.
“Kami ingin mengimplementasikan sebanyak mungkin rencana dalam proposal ini,” kata Altmaier, seperti dilansir Bloomberg. (MG-nor/kaw)