Ilustrasi.
BRATISLAVA, DDTCNews – Google membuka cabang di Slovakia pada 2011 dan menyatakan total pendapatan yang diperoleh senilai 1,5 juta euro (sekitar Rp23,5 miliar). Namun, dari nilai tersebut Google hanya membayar pajak senilai 50.000 euro (sekitar Rp782 juta) pada 2018 lalu.
Atas fakta ini, Pemerintah Slovakia mengaku tidak mempertimbangkan langkah untuk menerapkan pajak bagi raksasa digital yang serupa dengan Prancis. Negara ini lebih mendukung solusi kolektif yang sedang dipersiapkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
“Kami lebih suka solusi yang telah disepakati di tingkat global dalam diskusi OECD yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan Kementerian Keuangan Slovakia, seperti dikutip pada Rabu (30/7/2019).
Solusi ini diharapkan akan disepakati pada 2020. Untuk itu, Kementerian Keuangan telah mengumumkan akan ada perubahan pada tahun depan.
OECD berencana untuk memperkenalkan pajak minimum bagi perusahaan global sehingga dapat merefleksikan digitalisasi ekonomi. Hal ini dikarenakan skema pajak minimum sampai saat ini belum diperhitungkan oleh sistem perpajakan internasional.
“Tantangan ini terutama terkait dengan pertanyaan tentang bagaimana cara mengalokasikan hak atas pajak penghasilan yang dihasilkan dari kegiatan lintas-batas di era digital,” kata OECD dalam salah satu dokumen konsultasi publiknya.
Karan Bhatia, Wakil Presiden Google untuk Urusan Pemerintah & Kebijakan Publik melalui salah satu postingan pada blog Google mengakui bahwa sistem pajak global harus berubah. Namun, dia memperingatkan beberapa negara yang telah mengambil pendekatan pajak individu.
Menurut Bhatia, akan timbul peningkatan ketegangan bisnis jika banyak negara mengklaim pajak yang saat ini dibayarkan oleh Google ke Amerika Serikat. Google, sambungnya, telah mendukung sikap OECD untuk mengakhiri ketidakpastian dan mengembangkan prinsip pajak baru.
“Kami menyerukan kepada pemerintah dan perusahaan untuk bekerja bersama dan mempercepat reformasi pajak guna menciptakan perjanjian global baru yang abadi,” kata Bhatia.
Dilansir spectator.sme.sk, Bhatia menjelaskan saat ini sebagian besar pajak google dibayarkan di Amerika Serikat. Namun, raksasa teknologi itu juga membayar pajak di 50 negara lain, tempat berdirinya cabang yang menjual layanan Google. (MG-nor/kaw)