SELANDIA BARU

Wuih, Film The Lord of the Rings Dapat Insentif Rp1,6 Triliun

Dian Kurniati
Sabtu, 24 April 2021 | 15.01 WIB
Wuih, Film The Lord of the Rings Dapat Insentif Rp1,6 Triliun

Salah satu lokasi shooting film The Lord of The Rings di Selandia Baru. Pemerintah Selandia Baru siap memberikan insentif pajak kepada Amazon Studios atas aktivitas produksi serial televisi The Lord of the Rings di negara tersebut. (Foto: newzealand.com)

WELLINGTON, DDTCNews - Pemerintah Selandia Baru siap memberikan insentif pajak kepada Amazon Studios atas aktivitas produksi serial televisi The Lord of the Rings di negara tersebut.

Menteri Pembangunan Ekonomi dan Pariwisata Stuart Nash mengatakan pemberian insentif kepada Amazon Studios akan mendorong pemulihan industri film setelah pandemi Covid-19.

Apalagi, Amazon Studios berencana memproduksi 5 musim serial The Lord of the Rings di  Selandia Baru. "Ini luar biasa. Sungguh, ini akan menjadi serial televisi terbesar yang pernah dibuat," katanya, dikutip Senin (19/4/2021).

Dokumen yang dirilis sebagai bagian dari UU Informasi Resmi pemerintah Selandia Baru menyebut Amazon akan menghabiskan dana sekitar NZ$650 juta atau Rp6,7 triliun pada produksi musim pertama serial The Lord of the Rings.

Dari angka tersebut, potensi potongan pajak yang diberikan bisa mencapai NZ$160 juta atau Rp1,6 triliun.Sebagai perbandingan, serial Game of Thrones yang ditayangkan di HBO menghabiskan biaya produksi sekitar US$100 juta atau Rp1,45 triliun untuk diproduksi per musim.

Biayanya per episode mulai dari sekitar US$6 juta atau Rp87 miliar pada musim pertama dan akhirnya naik menjadi sekitar US$15 juta atau Rp217,7 miliar per episode pada musim kedelapan.

Dengan biaya produksi yang lebih besar, pemerintah menilai  The Lord of the Rings akan meraih sukses besar. Akhirnya, Selandia Baru diuntungkan karena produksi lokal tumbuh ditambah lonjakan pariwisata dari penggemar The Lord of the Rings, jauh melebihi alokasi saat memberi insentif pajak.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan sempat menyebut estimasi pemberian subsidi kepada sektor film akan mencapai NZ$1 miliar atau Rp10,4 triliun dalam 5 tahun mendatang.

Pada saat yang sama, Kementerian Keuangan juga memberi peringatan mengenai pemberian subsidi berpotensi menimbulkan 'risiko fiskal yang signifikan' bagi pembukuan keuangan pemerintah.

Namun, Menteri Keuangan Grant Robertson menilai pemberian subsidi itu akan sebanding dengan keuntungan ekonomi yang diperoleh masyarakat Selandia Baru. "Itulah biaya untuk memiliki industri film," ujarnya, dilansir stuff.co.nz.

Perusahaan milik jutawan Jeff Bezos, Amazon Studios, tengah memproduksi serial televisi The Lord of the Rings. The Lord of the Rings sebelumnya diproduksi dalam bentuk trilogi film, hasil adaptasi dari novel J.R.R. Tolkien, dan tayang pada 2001-2003.

Amazon membeli hak cipta dari J.R.R Tolkien sejak 2017 dan proses produksi  serial dimulai pada awal 2020. Walaupun sempat terhenti karena pandemi Covid-19, serial The Lord of the Rings direncanakan mulai tayang di Prime Video pada tahun ini. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
user-comment-photo-profile
Cikal Restu Syiffawidiyana
baru saja
Industri perfilman menjadi salah satu sektor yang dirugikan akibat pandemi Covid-19. Tapi dilain sisi, selama pandemi Covid-19, minat masyarakat menjadi gencar terhadap film karena film menjadi salah satu hiburan terbaik selama karantina. Pemberian insentif film untuk serial Lord of The Ring rasanya pilihan yang bagus mengingat bahwa atensi masyarakat dunia terhadap cerita Lord of the Ring tinggi karena track record film sebelumnya.