Menko Perekonomian Darmin Nasution. (DDTCNews - Kemenko Perekonomian)
JAKARTA, DDTCNews – Langkah Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan berisiko memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Namun, langkah tersebut menjadi pilihan terbaik untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pilihan bank sentral merupakan pilihan terbaik untuk menjaga ekonomi nasional. Meskipun demikian, langkah tersebut akan memberi tekanan pada pertumbuhan ekonomi.
“Kan kalau sudah harus memilih antara stability dengan growth, ya kalau stabilitasnya terancam, stabilitasnya dulu yang diurusi,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (28/9/2018).
Untuk memberikan penyeimbang risiko tertahannya laju produk domestik bruto (PDB), sambung Darmin, pemerintah mempersiapkan kebijakan dari sisi fiskal. Pemerintah akan menggunakan instrumen fiskal untuk meningkatkan arus masuk investasi.
Peningkatan investasi, papar mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini, diharapkan mampu memutar roda perekonomian lebih cepat. Dengan demikian, bauran kebijakan fiskal dan moneter diproyeksi mampu menjaga kondisi perekonomian tetap kondusif untuk berusaha.
Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 26-27 September 2018 memutuskan kenaikan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 5,50% menjadi 5,75%. Suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility juga naik 25 bps menjadi masing-masing 5,00% dan 6,50%.
“Artinya kita sedang masuk dalam situasi di mana tingkat bunganya sedikit lebih tinggi. Apa boleh buat. Pasti ada juga pengaruhnya [ke pertumbuhan ekonomi],” imbuh Darmin. (kaw)