LONDON, DDTCNews – Pemerintah Inggris telah menerapkan pungutan 5 sen atau Rp942 terhadap penggunaan kantong plastik sejak tahun 2015. Pemungutan ini ternyata mampu memberi hasil yang mengesankan tercermin pada penggunaan kantong plastik yang menurun 86%.
Melansir onegreenplanet.org, pengenaan pungutan tersebut mampu mengurangi sekitar 300 juta kantong plastik atau sekitar 19 kantong plastik perorang. Sebelumnya, penggunaan perorang mencapai 140 kantong plastik saat pemungutan itu belum diterapkan.
“Hasil pemungutan kantong plastik berhasil menyumbang GBP60 juta atau Rp1,12 triliun dalam bentuk sumbangan,” demikian melansir onegreenplanet.org, Senin (6/8).
Menteri Lingkungan Inggris Michael Gove mengatakan upaya menjaga kondisi lingkungan bisa dilakukan dengan menerapkan pemungutan tersebut seiring melakukan perubahan sederhana pada rutinitas haran.
“Kami ingin pengusaha turut membantu dalam memperbaiki kondisi lingkungan di Inggris. Dengan bekerja sama, upaya ini bisa menurunkan tingkat sampah plastik pada sungai yang berpotensi menjadi bencana di laut pada masa mendatang,” kata Gove.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh The Centre for Environment, Fisheries and Aquaculture Science (Cefas) mencatat skema pemungutan pada kantong plastik mampu mengurangi jumlah sampak plastik hingga mencapai 50%.
Marine Litter Scientist Cefas Thomas Maes menyatakan setiap kantong plastik berpotensi merusah habitat atau kehidupan ekosistem di laut. Skema pemungutan tersebut memberikan dampak yang signifikan pada tingkat penurunan jumlah sampah kantong plastik.
“Karena pemungutan itu, kami telah mengamati penurunan tajam dalam persentase kantong plastik yang ditangkap oleh jaring ikan di survei Trawl di dasar laut sekitar Inggris dibandingkan dengan tahun 2010,” ungkap Maes.
Maes sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan baik oleh masyarakat, pelaku industri, LSM hingga pemerintah dalam mengurangi penggunaan kantong plastik.
Pengurangan tersebut, menurut Maes, bisa dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan, penggunaan kembali hingga mendaur ulang plastik. (Gfa/Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.