BUENOS AIRES, DDTCNews – Bank Sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan sebesar 15 basis poin menjadi 60% untuk merespons terus merosotnya nilai tukar peso. Bank sentral menjanjikan dosis moneter ini akan tetap, setidaknya hingga Desember 2018.
Melansir theguardian.com, peso telah jatuh lebih dari 10% pada bursa perdagangan ;uar negeri, meskipun suku bunga bank bergerak. Ini merupakan penurunan paling parak sejak melayang pada 2015. Sekarang, setiap US$1 hanya setara 39 peso.
Fund Manager Fidelity Paul Greer mengatakan negara-negara di seluruh emerging market menjadi sasaran investor karena masalah ekonomi, termasuk tingginya tingkat utang dan laju impor.
“Tidak ada jawaban yang mudah untuk Argentina,” katanya, seperti dikutip pada Jumat (31/8/2018).
Apalagi, kekhawatiran investor bertambah setelah pemerintah Argentina secara mengejutkan meminta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund /IMF) untuk mempercepat pinjaman senilai US$50 miliar.
Presiden Argentina Mauricio Macri sebelumnya mengatakan langkah ini diambil untuk memulihkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Argentina. Dana tersebut rencananya akan dipakai untuk membayar obligasi pemerintah yang jatuh tempo tahun ini.
Nilai tukar peso Argentina telah mengalami depresiasi lebih dari 40% terhadap dolar AS tahun ini dan inflasi juga merangkak naik. IMF telah mengonfirmasi permintaan pinjaman tersebut pada Rabu, dan menyatakan bahwa pihaknya ingin memperkuat ekonomi Argentina.
Hal ini mendapat sorotan dari Konsultan Riset Capital Economics Edward Glossop menilai meski IMF telah memberi pinjaman untuk memulihkan perekonomian, pemerintah Argentina perlu merencanakan strategi untuk memenuhi target pajak guna melunaskan pinjaman dari IMF.
“Pemerintah perlu memikirkan strategi untuk mendorong penerimaan pajak guna melunasi utang kepada IMF. Pemerintah juga perlu mengembalikan dan mempertahankan kepercayaan investor agar berminat mengembangkan hartanya lagi di Argentina,” tutur Glossop.
Glossop pun menjelaskan pelemahan peso di tengah peningkatan dolar AS akan membuat bunga utang menjadi lebih tinggi dan semakin sulit dilunasi, sehingga strategi seperti mendorong penerimaan pajak bisa menjadi salah satu solusinya. (kaw)