PROVINSI JAWA TIMUR

Permintaan Mobil Murah Tinggi, Pajak Merosot

Redaksi DDTCNews
Kamis, 25 Agustus 2016 | 14.26 WIB
Permintaan Mobil Murah Tinggi, Pajak Merosot

SURABAYA, DDTCNews – Tingginya permintaan mobil murah yang saat ini sedang marak di pasaran tidak sebanding dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diharapkan juga ikut meningkat. Pasalnya kehadiran mobil murah justru menganggu PAD dari sektor pajak kendaraan bermotor di Jawa Timur (Jatim).

Anggota Komisi C DPRD Jatim, Irwan Setiawan mengatakan dalam APBD-P Jatim 2016, PAD pajak diprediksi turun hingga mencapai Rp650 miliar. Namun, Irwan tetap bersikukuh supaya target PAD dalam APBD Jatim 2016 (murni) sebesar Rp12,5 triliun bisa dipertahankan hingga akhir 2016.

"Kami terus berupaya agar Dispenda tetap bisa mengoptimalkan PAD, minimal mempertahankan target PAD dalam APBD murni," ujarnya seusai mengikuti rapat hearing dengan Dispenda Jatim di DPRD Jatim, Rabu (24/8).

Penurunan target PAD dalam APBD-P Jatim 2016 berasal dari BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) sebesar Rp200 miliar dan PBB-KB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) sebesar Rp450 miliar.

Menurut Irwan, target PAD dari Dispenda Jatim masih bisa dioptimalkan karena pada semester I 2016, realisasi PAD dari BBNKB mencapai Rp1,8 triliun sehingga pada akhir tahun PAD bisa mencapai dua kali lipatnya. "Target BBNKB pada APBD murni ditetapkan sebesar Rp3,5 triliun. Tapi dalam APBD-P Jatim 2016 diturunkan menjadi Rp 3,2 triliun," jelasnya.

Sebaliknya, realisasi PAD dari PBB-KB pada semester I hanya tercapai Rp992,4 miliar. Padahal target APBD murni sebesar Rp2,3 triliun. Namun berdasarkan paparan dari Pertamina, penjualan BBM semester I 2016 volumenya naik 6,5% dibanding periode sama di 2015.

"Dalam APBD-P Jatim 2016 target PAD dari PBB-KB dipatok sebesar Rp1,9 triliun, jumlah tersebut sudah cukup maksimal, tetapi saya kira masih bisa dioptimalkan lagi," ujarnya.

Sementara itu Kabid Pajak Dispenda Jatim Aris Sunarya mengatakan target PAD yang dipatok dalam APBD-P Jatim 2016 itu sudah maksimal. Alasannya, kondisi perekonomian masih belum stabil sehingga tingkat daya beli masyarakat terhadap kendaraan baru juga mengalami penurunan 30-40% dibanding tahun 2015.

Pertimbangan lainnya, kendaraan bermotor baru yang terjual didominasi jenis LCGC (Low Cost Green Car/mobil murah ramah lingkungan) sehingga BBNKB-nya juga murah. "Penerimaan PAD dari BBNKB 2016 kami prediksi sebesar Rp3,322 triliun, tetapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dan prinsip kehati-hatian sehingga dipatok hanya Rp3,3 triliun saja," tuturnya.

Sementara menyangkut turunnya PAD dari PBB-KB Aris Sunarya menegaskan pada semester I 2016 harga BBM mengalami fluktuatif hingga 4 kali, yaitu pada 5 Januari, 1 Maret, 1 April dan 15 Mei. Namun pada semester II 2016 harga BBM terhitung stabil sehingga target PAD pada APBD murni juga harus disesuaikan karena grafiknya yang dari tinggi lalu menurun dan stabil.

"Jumlah tersebut sudah maksimal dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi, seperti ketidakstabilan harga minyak dunia dan penurunan daya beli kendaraan bermotor," tambahnya.

Untuk memaksimalkan penerimaan PKB, seperti dilansir dalam jatimtimes.com, Dispenda Jatim telah membuat layanan unggulan siang dan malam dengan mobil keliling serta pencairan tunggakan PKB klasternya dinaikkan. “Ini sudah upaya yang maksimal, sehingga tidak mungkin kami bisa memenuhi target PAD seperti APBD murni," pungkas Aris. (Amu)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.