Warga mengakses aplikasi belanja daring di Jakarta, Sabtu (10/9/2022). Pemerintah hingga akhir Agustus 2022 mengumpulkan Rp8,2 triliun dari pengenaan PPN melalui PMSE dari 106 pelaku usaha PMSE yang telah melakukan pemungutan dan penyetoran PPN ke kas negara. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) hingga Agustus 2022 senilai Rp441,6 triliun atau setara 69,1% dari target.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan PPN dan PPnBM menjadi salah satu indikator penting dalam perekonomian, terutama dari sisi konsumsi. Menurutnya, catatan positif pada penerimaan PPN dan PPnBM juga menggambarkan pemulihan ekonomi yang makin kuat dari pandemi Covid-19.
"Ini mengonfirmasi dari tren pemulihan ekonomi kita yang cukup baik dan kuat," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Selasa (27/9/2022).
Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan PPN hingga Agustus 2022 menunjukkan kinerja positif, baik pada PPN dalam negeri maupun PPN impor. PPN dalam negeri hingga Agustus 2022 tumbuh 42,2%, jauh lebih kuat ketimbang periode yang sama 2021 dengan pertumbuhan 12,6%.
Penerimaan PPN dalam negeri juga berkontribusi 21,4% dari total penerimaan pajak hingga Agustus 2022.
Secara bulanan, penerimaan PPN pada Agustus 2022 tumbuh 24,8%, melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 70,6%. Menurutnya, perlambatan itu terjadi karena peningkatan restitusi.
Sementara pada PPN impor, realisasinya tumbuh 48,9%, juga lebih kuat ketimbang periode yang sama 2021 dengan pertumbuhan 27,8%. PPN impor memiliki kontribusi sebesar 14,9% terhadap penerimaan pajak hingga Agustus 2022.
Secara bulanan, PPN impor tumbuh 63,9%, lebih kuat dari bulan sebelumnya yang sebesar 56,8%. Pertumbuhan itu terjadi sejalan dengan terjaganya aktivitas impor.
"Lagi-lagi ini menggambarkan kegiatan ekonomi, yaitu penciptaan nilai tambah yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri," ujarnya. (sap)