PERTUMBUHAN EKONOMI

OECD Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,9 Persen

Muhamad Wildan
Sabtu, 02 Desember 2023 | 11.15 WIB
OECD Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,9 Persen

Rumah-rumah semi permanen berdiri di tepi Waduk Pluit dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta Utara, Selasa (14/11/2023). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan perekonomian Indonesia hanya akan bertumbuh sebesar 4,9% pada tahun ini.

Menurut OECD, beberapa indikator menunjukkan adanya peningkatan permintaan, seperti bertumbuhnya sektor manufaktur dan tingkat okupansi hotel.

"Meski demikian, pembelian semen dan impor mesin masih lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyaluran kredit perbankan juga masih lesu," tulis OECD dalam OECD Economic Outlook, dikutip Sabtu (2/12/2023).

Menurut OECD, pembelian semen dan impor mesin merupakan 2 indikator utama untuk mengestimasikan tren pembentukan modal tetap bruto (PMTB). OECD memperkirakan PMTB pada tahun ini akan bertumbuh sebesar 5%.

Pengetatan kebijakan moneter dan perlambatan perdagangan global akan membebani pertumbuhan PMTB. Meski demikian, kegiatan investasi di Indonesia akan didukung oleh sektor konstruksi seiring dengan berlangsungnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Adapun konsumsi tetap akan menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia meski nilai upah riil para pekerja tidak bertumbuh secara signifikan. Konsumsi rumah tangga pada 2023 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8%.

Untuk tahun-tahun selanjutnya, OECD memperkirakan Indonesia akan tetap memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil berkat kondisi pasar tenaga kerja yang baik, inflasi yang rendah, serta perbaikan sentimen investor. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,2% pada 2024 dan 2025.

Walau demikian, prospek ekonomi Indonesia masih dihadapkan oleh beragam risiko eksternal seperti ketegangan geopolitik, gejolak pasar keuangan, dan hambatan nontarif terhadap produk ekspor Indonesia.

Pada sisi lain, OECD memandang risiko politik yang timbul akibat Pemilu 2024 cenderung terbatas. Menurut OECD, pergantian kekuasaan tidak akan mengubah kebijakan ekonomi Indonesia secara menyeluruh. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.