AMERIKA SERIKAT

Nevada Hilangkan 'Pink Tax'

Kurniawan Agung Wicaksono | Kamis, 08 November 2018 | 16:14 WIB
Nevada Hilangkan 'Pink Tax'

Ilustrasi. (foto: Savant Magazine)

JAKARTA, DDTCNews – Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat (AS) menghilangkan pajak atau yang akrab disebut ‘pink tax’ atas produk kebersihan perempuan.

Pekan ini, pemilih di negara bagian tersebut mengubah Undang-Undang (UU) Pajak 1955 dan menghapus pajak penjualan dan penyimpanan tampon/pembalut. Senat Bill 415 yang pertama kali disetujui pada 2017 badan legislatif negara bagian, sekarang ditetapkan menjadi hukum.

“Perubahan ini disetujui oleh 56,9% pemilih selama pemilihan paruh waktu, Selasa (6/11/2018),” demikian informasi yang dilansir dari KTVZ, Kamis (8/11/2018).

Baca Juga:
AS Berkomitmen Dukung Pembangunan Infrastruktur Berkualitas di IKN

Sembilan negara bagian dan District of Columbia telah membebaskan produk kebersihan perempuan dari pajak penjualan. Lima negara bagian lainnya tidak memiliki pajak penjulan umum. Selama beberapa tahun terakhir, diskusi tentang pembebasan pajak sudah terjadi.

Sembilan negara bagian yang tidak memiliki pajak tampon itu adalah Connecticut, Florida, Illinois, Maryland, Massachusetts, Minnesota, New Jersey, New York, dan Pennsylvania. Adapun perubahan ini akan berlaku efektif pada 1 Januari 2019 dan berakhir pada 31 Desember 2028.

Pihak pendukung penghapusan pajak mengatakan bahwa barang tersebut merupakan kebutuhan, bukan kemewahan. Sementara, pihak penentang mengatakan pembebasan pajak berisiko mengurangi pemasukan bagi pemerintah daerah dan sekolah distrik.

Baca Juga:
Ditentang AS, Negara Ini Kukuh Implementasikan Pajak Digital

Pada Juli 2017, berdasarkan catatan fiskal negara, ada sekitar 867.000 perempuan dengan usia antara 12 tahun hingga 55 tahun yang tinggal di Nevada. Dengan asumsi mereka membelanjakan US$7-US$10 per bulan untuk produk kebersihan perempuan, ada total penjualan kena pajak sekitar US$72,8 juta sampai US$104,0 juta setiap tahun.

Menggugurkan pajak penjualan sebesar 6,86% pada produk-produk itu akan menghasilkan kerugian tahunan senilai US$4,96 juta hingga US$7,11 juta dalam penerimaan pajak. Jumlah yang dibelanjakan atas produk kebersihan itu mungkin tidak tampak, tapi terus bertambah. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 03 Mei 2024 | 12:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Rasio Audit WP Berkulit Hitam 4 Kali Lebih Besar, IRS Lakukan Ini

Kamis, 18 April 2024 | 13:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Bentuk UN Tax Convention, G-7 Ungkap Pentingnya Konsensus dalam Pajak

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

BERITA PILIHAN
Kamis, 09 Mei 2024 | 16:30 WIB KABUPATEN BANYUMAS

Tarif Pajak Barang dan Jasa Tertentu Ditetapkan Paling Tinggi 40%

Kamis, 09 Mei 2024 | 15:30 WIB KONSULTASI PAJAK

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Masuk Bursa, Bagaimana Ketentuannya?

Kamis, 09 Mei 2024 | 14:30 WIB BEA CUKAI BOJONEGORO

Bea Cukai Musnahkan Jutaan Rokok dan Ribuan Liter Miras Ilegal

Kamis, 09 Mei 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pusat Bayar Gaji Karyawan Cabang, Siapa yang Potong PPh Pasal 21-nya?

Kamis, 09 Mei 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Penerbitan SP2DK Tak Boleh Ganggu Usaha Wajib Pajak

Kamis, 09 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan

Kamis, 09 Mei 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Resign di Tengah Tahun dan Sudah Lapor SPT, Tetap Minta Bukti Potong?

Kamis, 09 Mei 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN MONETER

Stabilisasi Nilai Tukar, Cadangan Devisa Turun 4,2 Miliar Dolar AS