KEBIJAKAN ANGGARAN

Menkeu: Defisit APBN RI Masih Lebih Baik

Redaksi DDTCNews | Kamis, 23 Juni 2016 | 11:16 WIB
Menkeu: Defisit APBN RI Masih Lebih Baik

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah dalam postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 mematok defisit anggaran 2,35% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp298,7 triliun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisit anggaran tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Menurutnya, saat ini masih banyak negara yang setara dengan Indonesia tapi memiliki defisit anggaran yang jauh lebih tinggi.

“Tidak mudah untuk dapat surplus, apalagi sekarang penerimaan sudah susah, ekonomi lesu, ditambah kenaikan harga minyak,” ucap Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu malam (22/6).

Baca Juga:
DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Bambang menjelaskan, dibandingkan dengan negara-negara berkembang (emerging market), negara maju, sampai dengan negara pengekspor minyak, posisi defisit Indonesia pada tahun anggaran 2015 lalu masih relatif lebih baik.

Pada 2015, posisi defisit anggaran Indonesia tercatat 2,52% terhadap PDB. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan Tiongkok, Malaysia, Vietnam, bahkan sampai dengan India yang mengalami defisit anggaran mencapai 7,1% terhadap PDB.

Adapun jika dibandingkan dengan negara maju, posisi defisit Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Prancis, Italia, Inggris, Jepang, bahkan Amerika Serikat yang mencatatkan defisit anggaran 3,72% pada tahun anggaran 2015.

Baca Juga:
Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

Sementara itu, dari negara-negara pengekspor minyak seperti Aljazair, Mesir, dan Saudi Arabia yang jelas-jelas saat ini sedang mengalami keterpurukan ekonomi, posisi defisit Indonesia pada tahun lalu bahkan tidak sampai setengahnya dari capaian defisit anggaran negara-negara tersebut.

Bambang menambahkan, hanya sebagian kecil negara-negara yang mengalami surplus seperti Thailand 0,25%, Jerman 0,64%, dan Kuwait 1,24%. "Jadi kalau ada yang bilang Indonesia bisa seperti Venzuela yang defisit 18%, saya sih berdoa saja enggak, buktinya kita juga enggak sampai 15% dari PDB. Pokoknya kita manage supaya tidak terlalu tinggi," ungkap Bambang. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 19 April 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel ke APBN

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB RENCANA KERJA PEMERINTAH 2025

Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

Jumat, 19 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Begini Imbauan Ditjen Pajak soal Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan

Kamis, 18 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesehatan APBN, Bagaimana Cara Optimalkan Penerimaan Negara?

BERITA PILIHAN
Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Jumat, 19 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Diabaikan, Link Aktivasi Daftar NPWP Online Cuma Aktif 24 Jam

Jumat, 19 April 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M