UNIVERSITAS GADJAH MADA

Masuk ke Era 4.0, Akuntan akan Ketinggalan Zaman?

Redaksi DDTCNews | Rabu, 07 Agustus 2019 | 14:41 WIB
Masuk ke Era 4.0, Akuntan akan Ketinggalan Zaman?

Ketua Program Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Slamet Sugiri. (Foto: FEB UGM)

YOGYAKARTA, DDTCNews—Perkembangan teknologi informasi di era 4.0 telah membuat dunia akuntansi berubah. Karena itu, pembelajaran akuntansi sejak dini harus ikut berubah menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

Slamet Sugiri, Ketua Program Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, mengatakan perkembangan teknologi itu sudah sedemikian cepat. Jika pembelajaran akuntansi sejak dini tidak berubah, para akuntan akan ketinggalan zaman.

“Kelak, peran akuntan dalam pencatatan akan tergantikan oleh artificial intelligence. Karena itu, pembelajaran akuntansi musti berubah,” ujarnya dalam lokakarya bertajuk ‘Inovasi Pembelajaran Akuntansi Sekolah Menengah’ di Gedung Pertamina Tower FEB UGM, Selasa (23/7/2019).

Baca Juga:
Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Lokakarya itu digelar Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Yogyakarta dan Forum Diskusi Sistem Informasi - IAI Kompartemen Akuntan Pendidik dan Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis FEB UGM, serta Pusat Kajian Edukasi Akuntansi-Laboratorium Departemen Akuntansi FEB UGM.

Slamet mengatakan profesi akuntan saat ini sudah semakin berkembang dan masuk ke berbagai sektor bisnis di berbagai lapisan. Dia mencontohkan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang kini mampu menyediakan 97% lapangan pekerjaan.

Berkaitan dengan pencatatan akuntansi UMKM, sambungnya, IAI telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM) yang merupakan laporan keuangan yang dirancang secara khusus sebagai patokan standar akuntansi keuangan pada UMKM.

Baca Juga:
Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Laporan keuangan EMKM ini berkontribusi besar dalam proses pengambilan keputusan, pembiayaan perbankan, akuntabilitas, dan pelaporan pajak. Laporan keuangan itu minimum mencakup laporan posisi keuangan akhir periode, laporan laba rugi selama periode, dan catatan atas laporan keuangan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, EMKM ternyata memiliki beberapa batu sandungan, seperti kesulitan akses sumber pendanaan dari perbankan, lebih bergantung pada satu jenis produk, sistem pengendalian anggaran kurang memadai, dan kurangnya teknologi serta peralatan baru.

Karena itu, Slamet mengungkapkan Internet of Things dapat menjadi solusi yang dapat dilirik pelaku EMKM dalam memasarkan produk, misalnya melalui toko, pemasaran, dan online. EMKM juga dapat mengadopsi cloud computing sehingga perusahaan tidak perlu membeli software akuntansi.

Baca Juga:
Laporan Keuangan Koperasi Wajib Disusun Pakai Bahasa dan Mata Uang Ini

Semua hal ini jelas memunculkan tantangan baru dalam pembelajaran akuntansi, yang harus mampu mengintegrasikan isu-isu tersebut ke dalam materi pembelajaran. “Dengan kata lain, sekolah harus mampu mengintegrasikan pendidikan dengan kebutuhan industri,” kata Slamet.

Sukirno D.S, dosen akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta, menambahkan adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin masif menuntut seseorang memiliki kompetensi untuk bekerja, berwirausaha, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan teknologi digital.

“Revolusi 4.0 membawa tantangan pendidikan mulai dari akses yang belum merata hingga kapasitas mengintegrasikan internet dan informasi dengan lini industri yang rendah. Karena itu, kurikulum dalam bentuk education 4.0 akan mampu bergerak dinamis mengikuti kebutuhan zaman,” katanya seperti dilansir laman resmi FEB UGM.

Melalui sistem ini, sambungnya, teknologi informasi dan internet dapat diakses oleh siapa pun dan di mana pun. Karena itu, investasi dalam human resource harus diutamakan, dan lembaga universitas dapat dijadikan dasar perkembangan teknologi dengan didukung kolaborasi internasional. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Laporan Keuangan Koperasi Wajib Disusun Pakai Bahasa dan Mata Uang Ini

Kamis, 11 April 2024 | 14:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Kapan Koperasi Wajib Diaudit AP/KAP yang Terdaftar di Kemenkop UKM?

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 11:30 WIB KP2KP MUKOMUKO

Petugas Pajak Ingatkan WP soal Kewajiban yang Sering Dilupakan PKP

Jumat, 26 April 2024 | 11:21 WIB KINERJA FISKAL

APBN Catatkan Surplus Rp 8,1 Triliun pada Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 11:13 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

Jumat, 26 April 2024 | 11:09 WIB PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Secara Neto Kontraksi 8,86 Persen di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Kriteria Barang Bawaan Impor yang Wajib Diperiksa via Jalur Merah

Jumat, 26 April 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Sertel ke KPP Hanya Bisa oleh Pengurus Badan, Siapa Saja?

Jumat, 26 April 2024 | 10:00 WIB KABUPATEN KLUNGKUNG

Penerimaan Pajak Belum Optimal, Pemkab Bikin Satgas Libatkan Pemuda

Jumat, 26 April 2024 | 09:50 WIB PEMERIKSAAN PAJAK

Terkait Transfer Pricing, Pemeriksaan Kantor Bisa Diubah ke Lapangan

Jumat, 26 April 2024 | 09:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Soal Badan Otorita Penerimaan Negara, Kadin Minta Pemerintah Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 07:00 WIB LITERATUR PAJAK

Hal Unik Ini Hanya Ada di Perpajakan DDTC, Sudah Coba?