Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (foto: BKPM)
JAKARTA, DDTCNews – Papua membutuhkan investasi agar perekonomiannya bisa tumbuh lebih cepat dan menciptakan lapangan kerja.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan label otonomi khusus (otsus) tidak bisa membangunkan ‘raksasa tidur’ Papua. Menurutnya, aliran modal dalam bentuk investasi menjadi kebutuhan agar Papua ‘bangun’.
“Papua sering disebut sebagai ‘raksasa tidur’. Dengan Otsus, ternyata tidak sanggup membangunkan raksasa tidur ini,” ujar Bahlil saat menjadi pembicara pada Papua Development Summit 2019, Selasa (17/12/2019).
Menurut Bahlil, potensi investasi di Papua sangat besar. Investasi yang menarik paling utama di bidang hilirisasi dan pariwisata. Potensi PLTA 23.000 MW bisa digunakan untuk mensuplai kebutuhan hilirisasi nikel dan ore, baik dari Australia, Filipina, maupun daerah lain.
Dia mengatakan biaya produksi untuk beberapa sektor potensial itu bisa sangat efisien. Hal ini dikarenakan adanya potensi biaya energi yang murah dengan adanya PLTA.
Selanjutnya, untuk mengembangkan pariwisata di Raja Ampat, Bahlil mengaku akan mendapatkan investor untuk pembangunan hotel bintang empat di wilayah tersebut. Keberadaan hotel diyakini akan memicu kunjungan wisatawan lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, Bahlil mengaku akan mendatangkan penanaman modal sektor perkebunan pala senilai Rp2 triliun di Fak-Fak. Pada kesempatan itu, dia juga meminta agar Bupati Fak-Fak bisa menyiapkan lahan untuk perkebunan tersebut.
“Bapak Bupati Fak-Fak tolong disiapkan lahannya, kita sudah punya investor, dia mau investasi sebesar Rp2 triliun untuk pala,” kata Bahlil. (kaw)