UNI EROPA

Jerman Desak Penerapan Pajak Minimum Global untuk Raksasa Digital

Kurniawan Agung Wicaksono
Minggu, 21 Oktober 2018 | 17.19 WIB
Jerman Desak Penerapan Pajak Minimum Global untuk Raksasa Digital
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz.

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mendukung rezim fiskal minimum global untuk perusahaan multinasional, sejalan dengan keinginan Eropa untuk memungut pajak pada raksasa digital Amerika Serikat.

Apalagi, Eropa tengah mencoba menyusun strategi pemungutan pajak dari perusahaan, seperti Google, Amazon, Facebook, Apple, dan platform digital lain seperti YouTube dan Airbnb. Selama ini, perusahaan-perusahaan ini telah berhasil menjaga eksposur fiskal hingga level minimum.

“Kami membutuhkan tingkat pajak minimum yang berlaku secara global (global minimum fiscal regime) sehingga tidak ada negara yang dapat keluar darinya [ketentuan penerapan itu],” ujarnya, seperti dikutip dari Rappler,Minggu (21/10/2018).

Menurutnya, platform digital sejauh ini telah memperburuk masalah yang sangat dikenal dari globalisasi. Jerman, sambung Olaf, mencoba untuk melawan adanya pergeseran keuntungan ke daerah-daerah yang lebih menguntungkan dari sisi fiskal, terutama pajak.

Pekan lalu, dia masih merasa tidak diyakinkan oleh proposal kontroversial Uni Eropa yang ditujukan untuk menyasar pajak pada raksasa teknologi Amerika Serikat (AS). Ada kekhawatiran langkah ini menjadi tidak efektif dan proteksionis.

Olaf mengaku telah meluncurkan sebuah inisiatif yang dirancang untuk membantu negara bereaksi terhadap pembebanan fiskal (fiscal dumping), dalam mendukung rencana embrio OECD untuk transparansi pajak dan perang terhadap penghindaran pajak lintas batas.

"Kami membutuhkan mekanisme terkoordinasi yang mencegah perpindahan pendapatan ke surga pajak,” imbuhnya.

Seperti diketahui, selama setahun, Prancis telah mengerahkan mitra Uni Eropa untuk menyusun ketentuan agar raksasa teknologi membayar kewajiban pajaknya. Komisi Eropa mengusulkan pengenaan pajak berdasarkan pendapatan keseluruhan di Eropa, bukan hanya keuntungan.

Sebelumnya, ada kekhawatiran adanya konsekuensi yang berisiko muncul karena adanya perang dagang Uni Eropa dan AS. Berlin khawatir pemajakan pada raksasa digital AS dianggap sebagai serangan yang pada akhirnya mengancam ekspor mobil Jerman.

Jerman telah menunjukkan beberapa pertentangan terhadap rencana Prancis untuk membebani raksasa teknologi 3% dari bentuk-bentuk pendapatan tertentu, termasuk iklan dan penjualan data pribadi.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan dalam beberapa hari mendatang pihaknya akan mendesak anggota Uni Eropa untuk berkomitmen mendukung usulan pajak. Proposal Komisi Eropa pada Maret lalu memperkenalkan pajak sebagai jembatan hingga OECD dapat menggulirkan ukuran secara global. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.