KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jadi Ujung Tombak Penagihan, Insentif Buat Kolektor PBB Dinaikkan

Muhamad Wildan | Selasa, 26 April 2022 | 18:00 WIB
Jadi Ujung Tombak Penagihan, Insentif Buat Kolektor PBB Dinaikkan

Ilustrasi.

SIDENRENG, DDTCNews – Pemkab Sidrap berencana meningkatkan biaya operasional pengedaran (BOP) kolektor dan pembantu kolektor PBB pada tahun ini.

Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sidrap Muhammad Subhan mengatakan BOP ditingkatkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kolektor dan pembantu kolektor selaku ujung tombak penagihan PBB.

"Jadi akan ada kenaikan BOP untuk kolektor dan pembantu kolektor. Ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah," katanya seperti dilansir bugispos.com, Selasa (26/4/2022).

Baca Juga:
Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Subhan menuturkan nilai insentif yang diberikan kepada pembantu kolektor PBB dinaikkan menjadi Rp5.000 per lembar dari sebelumnya pada tahun lalu senilai Rp3.500 per lembar. Untuk kolektor PBB, insentif dinaikkan dari Rp1.500 per lembar menjadi Rp1.700 per lembar.

Tambahan informasi, tarif PBB yang berlaku di Kabupaten Sidrap sebesar 0,06% hingga 0,2%. Objek PBB dengan NJOP maksimal Rp500 juta dikenai tarif 0,06%. Selanjutnya, objek PBB dengan NJOP senilai lebih dari Rp500 juta hingga Rp2 miliar dikenai tarif 0,08%.

Sementara itu, objek PBB dengan NJOP di atas Rp2 miliar sampai Rp10 miliar terutang PBB dengan tarif sebesar 0,12%. Kemudian, tarif PBB untuk objek dengan NJOP di atas Rp10 miliar ditetapkan sebesar 0,2%.

Tarif PBB terbaru tersebut berdasarkan Perda 5/2021. Sebelumnya, tarif PBB yang berlaku adalah 0,1% dan 0,2%. Tarif 0,1% dikenakan atas objek dengan NJOP maksimal Rp1 miliar. Objek PBB dengan NJOP di atas Rp1 miliar dikenai pajak dengan tarif 0,2%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024