PENDAPATAN NEGARA

Ini Daftar BUMN yang Tak Setor Dividen Karena Merugi

Redaksi DDTCNews | Kamis, 31 Agustus 2017 | 13:39 WIB
Ini Daftar BUMN yang Tak Setor Dividen Karena Merugi

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah melaporkan ada 21 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum menyetor dividen atau keuntungannya kepada negara tahun ini. Ketidakmampuan tersebut dikarenakan sejumlah perusahaan pelat merah itu diproyeksikan mengalami kerugian berulang hingga akhir tahun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menjadi infal Menteri BUMN Rini Soemarno dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI mengatakan kerugian bersumber dari dua hal, yakni kalah persaingan dan efisiensi sehingga mengakibatkan rugi secara operasional, maupun karena perusahaan sedang dalam proses restrukturisasi.

“Kami harap dari sisi keuangan negara, aset negara dari BUMN ini seharusnya memberi kinerja yang paling tidak sama dengan BUMN karya atau bahkan lebih baik dari swasta,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta pada Rabu (30/8).

Baca Juga:
Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Sri Mulyani menambahkan pemerintah telah mengkategorikan penyetoran dividen dengan 3 pay out ratio. "Ada 3 pay out ratio dari rendah, sedang, hingga tinggi. Skema itu untuk menjaga perusahaan dari pelemahan usaha, sehingga penyetoran dividen tetap bisa dilakukan," tambahnya.

Dia menjelaskan pay out ratio 0% atau tidak membayar dividen untuk BUMN yang merugi atau BUMN yang masih memiliki akumulasi kerugian. Sementara itu, BUMN dengan pay out ratio rendah atau di bawah 20% untuk BUMN yang bidang usahanya didedikasikan pada pemberian jaminan pelayanan sosial, termasuk jaminan hari tua dan lingkungan hidup, seperti Taspen, Asabri, dan Perhutani.

Kemudian BUMN yang membayar dividen dalam tingkat moderat bersifat komersial, namun mendapatkan penugasan dari pemerintah, serta BUMN komersial yang bisa membayar pay out ratio tinggi, dalam hal ini BUMN terkait secara sektoral cukup kompetitif dan punya likuiditas yang cukup baik.

Baca Juga:
Didorong Dividen BUMN, Setoran PNBP Tumbuh 10 Persen pada Kuartal I

Sri Mulyani menjelaskan besaran dividen yang disetor disesuaikan dengan arus keuangan, solvabilitas, likuiditas dan rasio-rasio keuangan lain pada BUMN terkait, sehingga ditemukan jumlah dividen yang dianggap optimal.

Adapun BUMN yang diproyeksikan sampai akhir tahun 2017 tidak menyetorkan dividen karena mengalami kerugian berulang atau akumulasi rugi dalam kategori BUMN rugi operasional karena kalah persaingan dan efisiensi antara lain:

  1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
  2. Perum Bulog
  3. PT Krakatau Steel (persero) Tbk
  4. PT PAL
  5. PT Dok Perkapalan Surabaya (persero) Tbk
  6. PT Infofarma (Persero) Tbk
  7. PT Balai Pustaka (persero)
  8. PT Boma Bisma Indra (Persero)
  9. Perum PEN
  10. PT Berdikari (persero)

Sedangkan, BUMN yang masih dalam proses restrukturisasi di antaranya:

  1. PT Nindya Karya
  2. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
  3. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
  4. PT Survey Udara Penas (persero)
  5. PT Industri Sandang Nusantara (persero)
  6. PT Iglas (persero)
  7. PT Kertas Leces (Persero)
  8. PT Djakarta Lioyd (persero)
  9. PT Istaka Karya (persero)
  10. PT Varuna Tirta Prakarsya (persero)
  11. PT Primissima (persero)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 30 April 2024 | 09:00 WIB KINERJA FISKAL

Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Minggu, 28 April 2024 | 13:00 WIB PENERIMAAN NEGARA

Didorong Dividen BUMN, Setoran PNBP Tumbuh 10 Persen pada Kuartal I

Sabtu, 27 April 2024 | 12:30 WIB PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Terkontraksi 4,5% pada Kuartal I/2024

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 01 Mei 2024 | 15:45 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Peringati Hardiknas, SMAN 8 Yogyakarta Gelar Webinar Gratis!

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB KELAS PPH PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21

Rabu, 01 Mei 2024 | 12:00 WIB KOTA BANJARBARU

Pemkot Patok Tarif 40% Pajak Jasa Hiburan Karaoke dan Spa

Rabu, 01 Mei 2024 | 11:30 WIB PAJAK PENGHASILAN

Begini Cara Hitung Angsuran PPh Pasal 25 BUMN dan BUMD

Rabu, 01 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Kriteria-Perbedaan Barang Kiriman Hasil Perdagangan dan Nonperdagangan

Rabu, 01 Mei 2024 | 09:33 WIB KURS PAJAK 01 MEI 2024 - 07 MEI 2024

Berjalan Sebulan Lebih, Kurs Pajak Berlanjut Melemah terhadap Dolar AS