SURVEI BANK INDONESIA

Indeks Penjualan Riil Masih Terkontraksi, BI: Ada Sinyal Perbaikan

Muhamad Wildan | Rabu, 09 September 2020 | 15:40 WIB
Indeks Penjualan Riil Masih Terkontraksi, BI: Ada Sinyal Perbaikan

Gedung Bank Indonesia. (foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews—Survei penjualan eceran yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) menunjukkan geliat penjualan eceran hingga Juli 2020 masih terkontraksi meski terdapat sinyal perbaikan.

Indeks penjualan riil (IPR) pada Juli 2020 mengalami kontraksi hingga -12,3% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan Juni 2020 yang -17,7% (yoy). Meski masih terkontraksi, tren IPR dari Juni hingga Juli 2020 tumbuh 0,3%.

"Perbaikan penjualan diperkirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei. Penjualan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kontraksi paling rendah," tulis BI dalam laporannya, Rabu (9/9/2020).

Baca Juga:
Politisasi Bansos saat Pemilu Tak Terbukti, Jokowi Ingatkan Persatuan

Menurut BI, tren tersebut sejalan dengan mulai membaiknya daya beli masyarakat serta berjalannya adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang memungkinkan masyarakat untuk kembali berbelanja.

Seiring dengan tren tersebut, BI memprediksi IPR pada Agustus 2020 akan membaik dengan kontraksi sebesar -10,1% (yoy) dengan pertumbuhan IPR sebesar 0,3% dari IPR pada Juli 2020.

Penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan tumbuh positif pada Agustus 2020, sedangkan penjualan kelompok barang lainnya masih akan terkontraksi meski akan lebih rendah ketimbang Juli 2020.

Baca Juga:
Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Penjualan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan tumbuh 1% (yoy). Dengan demikian, sektor tersebut dapat diperkirakan menjadi sektor yang pulih paling awal di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, penjualan barang kelompok sandang diperkirakan akan terkontraksi sangat dalam pada Agustus 2020. BI memperkirakan kontraksi penjualan pada kelompok sandang mencapai -63,8% (yoy).

Meski tren IPR membaik dari bulan ke bulan, perbaikan tersebut masih belum tercermin pada penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Penerimaan PPN dan PPnBM hingga Juli 2020 tercatat masih terkontraksi -11,97% (yoy) dengan realisasi sebesar Rp219,49 triliun. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

10 September 2020 | 07:24 WIB

#MariBicara dengan hasil survey tersebut maka diketahui penjualan sandang mengalami tekanan paling dalam, hal itu terutama dengan pilihan masyarakat melakukan pembelian sandang melalui toko online, dibanding konvensional. Oleh karena itu, Pemerintah harus mendorong toko konvensional beralih memanfaatkan media elektronik dalam menjual produknya, dan menyasar wajib pajak dari transaksi digital itu.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak