BADAN PUSAT STATISTIK:

Impor Turun, Neraca Dagang RI Surplus US$1,76 Miliar

Awwaliatul Mukarromah | Senin, 16 Oktober 2017 | 14:53 WIB
Impor Turun, Neraca Dagang RI Surplus US$1,76 Miliar

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan impor pada September menurun dibandingkan bulan sebelumnya dengan penurunan lebih tajam pada kinerja impor. Alhasil, neraca perdagangan surplus US$1,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya US$1,72 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan impor mencapai US$12,78 miliar atau turun 5,39% dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor mencapai US$14,54 miliar atau terkontraksi 4,51%. Menurutnya, penurunan tersebut bersifat musiman alias sementara.

"Ini sifatnya seasonal. Seasonal itu maksudnya dipengaruhi oleh hari-hari besar atau musim. Misalnya, mendekati Desember natal di mana pun kan jatuh pada 25 Desember. Itu akan berpengaruh (terhadap kinerja ekspor-impor)," ujarnya di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/10).

Baca Juga:
BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI

Secara rinci, impor minyak dan gas (migas) turun 3,79% secara bulanan menjadi US$1,93 miliar, sedangkan impor non migas turun 5,67% menjadi US$10,85 miliar. Jenis komoditas yang menurun impornya adalah mesin dan pesawat mekanik, kendaraan dan bagiannya, bahan kimia organik, kapal terbang dan bagiannya, serta, karet dan barang dari karet.

Adapun jika dilihat dari segi penggunaannya, penurunan impor yang terbesar dialami barang modal yaitu 7,13%, diikuti barang konsumsi 5,87%, dan bahan baku 4,96%. Meski begitu, jika dilihat secara kumulatif Januari-September 2017, impor barang modal tercatat naik 9,51% dibandingkan periode sama tahun lalu, demikian juga barang konsumsi naik 11,81%, dan bahan baku 15,21%.

Sementara itu, penurunan ekspor disebabkan oleh ekspor non migas yang terkontraksi 6,09% secara bulanan menjadi US$13,1 miliar. Dua sektor terbesar yang mengalami penurunan ekspor yakni pertanian dan industri pengolahan, yaitu masing-masing 17,39% dan 8,44%. Sedangkan ekspor migas masih meningkat 12,71% secara bulanan.

Baca Juga:
Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

Jenis komoditas yang mengalami penurunan terbesar yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati yaitu sebesar 9,06%. Lalu, perhiasan permata turun 21,41%. Sementara itu, kenaikan terbesar adalah bahan bakar mineral yaitu naik 10,6% secara nilai dan 3,84% secara volume. Lalu, bubur kayu pulp naik 35,12% secara nilai dan 31,81% secara volume.

Secara akumulasi, surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-September 2017 tercatat sebesar US$10,87 miliar. Dengan rincian, ekspor US$123,36 miliar dan impor US$112,49 miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya US$6,41 miliar. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 23 April 2024 | 09:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI

Senin, 22 April 2024 | 12:07 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Jumat, 15 Maret 2024 | 10:15 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

Sabtu, 02 Maret 2024 | 10:30 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Pemerintah Waspadai Surplus Neraca Perdagangan yang Terus Mengecil

BERITA PILIHAN
Sabtu, 27 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PERPAJAKAN

Penindakan Kepabeanan dan Cukai dari Tahun ke Tahun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Catat! WP Ini Tak Kena Sanksi Denda Meski Telat Lapor SPT Tahunan

Sabtu, 27 April 2024 | 10:03 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Wajib Pajak Siap-Siap Ditunjuk DJP, Ikut Uji Coba Coretax System

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB PENDAPATAN DAERAH

Mendagri Minta Pemda Ambil Terobosan Demi Tingkatkan PAD

Sabtu, 27 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

RKP 2025 Disusun Meski RPJPN Belum Diundangkan, Ini Alasan Bappenas

Sabtu, 27 April 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Meski Lewat Tenggat Waktu, DJP Minta WP OP Tetap Lapor SPT Tahunan

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global