KINERJA KUARTAL I/2020

Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97%, Jokowi Minta Ini kepada Para Menterinya

Dian Kurniati | Rabu, 06 Mei 2020 | 12:38 WIB
Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97%, Jokowi Minta Ini kepada Para Menterinya

Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam sidang kabinet secara virtual, Rabu (6/5/2020). (tangkapan layar Youtube Setkab)

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 yang hanya tumbuh 2,97% masih lebih baik ketimbang negara lain di tengah pandemi virus Corona. Negara lain itu misalnya China dan Prancis, yang pertumbuhan ekonominya negatif 6,8% dan 6,2%.

Namun, dia memerintahkan semua menteri di bidang ekonomi segera merespons beberapa usaha yang mengalami penurunan tajam pada tiga bulan pertama 2020. Pemerintah, sambungnya, bisa memberikan tambahan stimulus agar sektor-sektor yang mengalami tekanan bisa segera pulih.

"Saya minta menteri di bidang ekonomi memperhatikan angka-angka yang saya sampaikan secara detail. Mana saja sektor dan subsektor yang mengalami kontraksi terdalam, dicarikan stimulusnya sehingga program stimulus ekonomi harus kita buat dan tepat sasaran," katanya saat membuka sidang kabinet secara virtual, Rabu (6/5/2020).

Baca Juga:
Politisasi Bansos saat Pemilu Tak Terbukti, Jokowi Ingatkan Persatuan

Jokowi meminta para menterinya mencari solusi terbaik agar kontraksi pada beberapa sektor usaha segera diperbaiki. Misalnya pada industri manufaktur, dia menyebut data Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia pada April 2020 berada di level 27,5, sedangkan pada bulan sebelumnya angkanya masih berada di level 45,3. Angka itu mengalami penurunan paling tajam di Asia Tenggara, karena Malaysia di level 31,3, Vietnam 32,7, dan Filipina 31,6.

Demikian pula beberapa subsektor yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020. Misalnya, tanaman pangan yang tumbuh negatif 10,31%.

"Hati-hati dengan angka ini. Apalagi sudah saya sampaikan FAO memperingatkan krisis pangan, artinya sektor pertanian harus digenjot agar berproduksi, tentunya dengan protokol kesehatan yang baik," ujarnya.

Baca Juga:
Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Subsektor lain yang juga berkontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi adalah angkutan udara negatif 0,08%, pertambangan minyak gas panas bumi negatif 0,08%, dan industri barang logam komputer negatif 0,07. Ada pula penyediaan akomodasi yang tumbuh negatif 0,03% dan industri mesin dan perlengkapan negatif 0,03%.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,84% dan belanja pemerintah yang tumbuh 3,74% telah menjadi lokomotif pertumbuhan. Namun, Jokowi menyoroti belanja lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang yang mengalami kontraksi minus 4,91%.

Presiden menilai kontraksi pada LNPRT bisa direspons dengan percepatan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dana desa, maupun program padat karya tunai. Jokowi ingin semua program bantuan sosial tersebut bisa terealisasi pekan ini.

Baca Juga:
Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Secara bersamaan, Jokowi juga ingin agar mengendalikan pandemi virus Corona terus digalakkan agar dampaknya tak semakin berat, baik oleh menteri, kepala lembaga, Panglima TNI, hingga Kapolri. "Saya melihat negara yang akan menjadi pemenang adalah negara yang berhasil mengatasi Covid-19," katanya.

Pemerintah menargetkan kurva penyebaran virus Corona mulai melandai pada Mei 2020, serta masuk posisi sedang pada bulan Juni dan posisi ringan pada bulan Juli. Simak artikel ‘Pertumbuhan Ekonomi Hanya 2,97%, BPS: Tidak Ada yang Kebal Covid-19’. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Jumat, 12 April 2024 | 14:00 WIB LAPORAN ASIAN DEVELOPMENT BANK

ADB Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen pada 2024-2025

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024