Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam sidang kabinet secara virtual, Rabu (6/5/2020). (tangkapan layar Youtube Setkab)
JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 yang hanya tumbuh 2,97% masih lebih baik ketimbang negara lain di tengah pandemi virus Corona. Negara lain itu misalnya China dan Prancis, yang pertumbuhan ekonominya negatif 6,8% dan 6,2%.
Namun, dia memerintahkan semua menteri di bidang ekonomi segera merespons beberapa usaha yang mengalami penurunan tajam pada tiga bulan pertama 2020. Pemerintah, sambungnya, bisa memberikan tambahan stimulus agar sektor-sektor yang mengalami tekanan bisa segera pulih.
"Saya minta menteri di bidang ekonomi memperhatikan angka-angka yang saya sampaikan secara detail. Mana saja sektor dan subsektor yang mengalami kontraksi terdalam, dicarikan stimulusnya sehingga program stimulus ekonomi harus kita buat dan tepat sasaran," katanya saat membuka sidang kabinet secara virtual, Rabu (6/5/2020).
Jokowi meminta para menterinya mencari solusi terbaik agar kontraksi pada beberapa sektor usaha segera diperbaiki. Misalnya pada industri manufaktur, dia menyebut data Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia pada April 2020 berada di level 27,5, sedangkan pada bulan sebelumnya angkanya masih berada di level 45,3. Angka itu mengalami penurunan paling tajam di Asia Tenggara, karena Malaysia di level 31,3, Vietnam 32,7, dan Filipina 31,6.
Demikian pula beberapa subsektor yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020. Misalnya, tanaman pangan yang tumbuh negatif 10,31%.
"Hati-hati dengan angka ini. Apalagi sudah saya sampaikan FAO memperingatkan krisis pangan, artinya sektor pertanian harus digenjot agar berproduksi, tentunya dengan protokol kesehatan yang baik," ujarnya.
Subsektor lain yang juga berkontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi adalah angkutan udara negatif 0,08%, pertambangan minyak gas panas bumi negatif 0,08%, dan industri barang logam komputer negatif 0,07. Ada pula penyediaan akomodasi yang tumbuh negatif 0,03% dan industri mesin dan perlengkapan negatif 0,03%.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,84% dan belanja pemerintah yang tumbuh 3,74% telah menjadi lokomotif pertumbuhan. Namun, Jokowi menyoroti belanja lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang yang mengalami kontraksi minus 4,91%.
Presiden menilai kontraksi pada LNPRT bisa direspons dengan percepatan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dana desa, maupun program padat karya tunai. Jokowi ingin semua program bantuan sosial tersebut bisa terealisasi pekan ini.
Secara bersamaan, Jokowi juga ingin agar mengendalikan pandemi virus Corona terus digalakkan agar dampaknya tak semakin berat, baik oleh menteri, kepala lembaga, Panglima TNI, hingga Kapolri. "Saya melihat negara yang akan menjadi pemenang adalah negara yang berhasil mengatasi Covid-19," katanya.
Pemerintah menargetkan kurva penyebaran virus Corona mulai melandai pada Mei 2020, serta masuk posisi sedang pada bulan Juni dan posisi ringan pada bulan Juli. Simak artikel ‘Pertumbuhan Ekonomi Hanya 2,97%, BPS: Tidak Ada yang Kebal Covid-19’. (kaw)