Menko Perekonomian Darmin Nasution.
JAKARTA, DDTCNews – Kinerja ekspor nasional masih lesu pada dua bulan pertama 2019. Faktor perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) akan menjadi penentu performa ekspor nasional.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dinamika perang dagang antara dua kutub ekonomi dunia itu mempunyai implikasi kepada kinerja ekspor nasional. Pasalnya, baik AS maupun China merupakan pasar utama ekspor komoditas Indonesia.
“Untuk komoditas artinya sangat terpengaruh. Ekspor komoditas kita paling besar ke China dan AS,” katanya di Kantor Menko Perekonomian, Jumat (22/3/2019).
Oleh karena itu, bila rekonsiliasi ketegangan perdagangan dapat dicapai, akan ada kabar gembira bagi Indonesia. Dengan demikian, harapan untuk menggenjot ekspor nasional pada tahun ini akan semakin besar.
Mantan Dirjen Pajak itu menilai efek perang dagang menjadi faktor tunggal dari sisi eksternal terkait seretnya kinerja ekspor dalam dua bulan terakhir. Prospek penyelesaian, menurutnya, masih jauh dari kata selesai.
“Yang sekarang masalahnya selalu dengan perang dagang. Sekali dimulai, menghentikannya juga tidak mudah,” papar Darmin.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 mencatatkan posisi surplus US$329,5 juta. Namun, capaian positif tersebut bukan karena adanya akselerasi ekspor, melainkan kegiatan impor yang turun drastis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada Februari senilai US$12,5 miliar. Angka ini turun 10% dari Januari 2019 yang nilai ekspornya sebesar US$13,9 miliar. Sementara, kinerja impor pada Februari senilai US$12,2 miliar atau turun 18,61% dari bulan sebelumnya. (kaw)