Penumpang berjalan di lorong kabin dalam pesawat menjelang penerbangan di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (23/1/2023). Penurunan tarif angkutan udara disebut sebagai salah satu penyumbang pelambatan inflasi inti. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi akan terus menurun dan akan kembali ke level 2% hingga 4%Â pada semester II/2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tercatat sebesar 5,28% pada Januari 2023. Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi pada Desember 2022 yang sebesar 5,51%.
"BI akan terus memperkuat respons kebijakan moneter, serta terus berkoordinasi dengan pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi," tulis BI dalam keterangan resminya, Kamis (2/2/2023).
Adapun inflasi inti tercatat mengalami perlambatan dari 3,36% pada Desember 2022 menjadi 3,27% pada Januari 2023. Melambatnya inflasi inti disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga sandang, perumahan, dan rekreasi.
"Ke depan, BI meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2% hingga 4%Â pada semester I/2023," ungkap BI.
Terpisah, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) mencatat penurunan inflasi pada Januari 2023 didorong oleh perlambatan inflasi komponen harga diatur pemerintah atau administered prices dari 13,34% pada Desember 2022 menjadi 12,28% pada Januari 2023.
Inflasi administered price tercatat melambat berkat menurunnya tarif angkutan udara dan BBM nonsubsidi. Penurunan tarif angkutan udara disebabkan oleh penurunan tarif fuel surcharge atas maskapai. Walau tarif angkutan udara dan BBM nonsubsidi mengalami penurunan, harga rokok dan tarif air PAM tercatat naik.
"Tren inflasi mulai turun perlahan, terutama dari administered price yang berasal dari harga bahan bakar. Pemerintah terus mengantisipasi pergerakan harga komoditas energi dan ketersediaan pasokan BBM untuk memastikan fungsi stabilisasi APBN," ujar Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya.
Febrio mengatakan pemerintah bakal terus berupaya menjaga inflasi lewat stabilisasi harga pangan, penguatan pasokan dan cadangan domestik, dan upaya antisipasi gejolak harga akibat cuaca buruk. (sap)