SEWINDU DDTCNEWS
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Konsumsi Jadi Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2022

Dian Kurniati
Senin, 7 November 2022 | 12.11 WIB
Konsumsi Jadi Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2022

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut konsumsi rumah tangga dan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,39% dan PMTB tumbuh 4,96% secara tahunan. Sementara itu, porsinya terhadap PDB masing-masing sebesar 50,38% dan 28,55%.

"Terbesar itu konsumsi rumah tangga, memiliki share dalam ekonomi sebesar 50,38%," katanya, Senin (7/11/2022).

Margo menuturkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal III/2022 didorong mobilitas masyarakat yang pulih. Selain itu, ada juga peningkatan aktivitas belanja pada kelompok masyarakat menengah-atas, khususnya kebutuhan tersier.

Sementara itu, pada kelompok masyarakat bawah, daya belinya terbantu oleh bantuan sosial (bansos) dan subsidi energi yang diberikan pemerintah. BPS mencatat konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 2,81%.

Mengenai PMTB, pertumbuhannya terjadi karena pandemi Covid-19 sudah makin tertangani sehingga kegiatan investasi kembali berjalan. Seluruh jenis PMTB tumbuh positif, utamanya didorong pertumbuhan barang modal nonbangunan serta peningkatan realisasi investasi asing dan dalam negeri.

Sementara itu, ekspor menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 21,64%. Hal tersebut terjadi karena adanya windfall kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global yang berlanjut.

Faktor lainnya yang mendorong pertumbuhan ekspor tersebut ialah peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara secara signifikan sehingga mendorong pertumbuhan ekspor jasa.

Margo menilai kinerja ekspor pada kuartal III/2022 juga tetap impresif dan bahkan tumbuh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya. Adapun konsumsi pemerintah menjadi satu-satunya komponen pengeluaran yang mengalami kontraksi sebesar 2,88%.

"Antara lain disebabkan penurunan realisasi belanja barang dan jasa APBN serta komponen PMTB lainnya sebagai faktor pengurang yang mengalami kenaikan," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.