Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada Maret 2022 mengalami inflasi 0,66%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,2% dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,64%. Menurutnya, inflasi itu disebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
"Penyumbang inflasi di bulan Maret ini utamanya berasal dari komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas, perhiasan, serta minyak goreng," katanya, Jumat (1/4/2022).
Pada Maret 2022, kenaikan harga terjadi pada sejumlah kelompok pengeluaran antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,47% dengan andil terhadap inflasi 0,38%. Andil inflasi yang besar itu berasal dari kenaikan harga cabai merah dengan andil 0,1% serta minyak goreng dan telur ayam ras dengan andil masing-masing 0,04%.
Inflasi juga disebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41% dengan andil 0,08%. Selain itu, perawatan pribadi dan jasa lainnya juga memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,07%, karena kenaikan harga emas perhiasan.
Berdasarkan komponennya, Margo menyebut komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,3% dengan andil 0,20% pada Maret 2022. Komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,73% dengan andil 0,13%, dan komponen yang harganya bergejolak terjadi inflasi 1,99% dengan andil 0,33%.
"Kalau menurut komponennya, yang tertinggi andilnya adalah pada harga yang bergejolak dan kalau dari komoditasnya berasal cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras," ujarnya.
Dari 90 kota yang disurvei, lanjut Margo, menyebut terdapat 88 kota mengalami deflasi dan hanya 2 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,86%, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kupang sebesar 0,09%.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,27% dan terendah terjadi di Kendari 0,07%. (rig)