Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 3,69% year on year (yoy). Angka ini di bawah prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya yang mencapai 4% yoy.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu masih mengindikasikan pemulihan. Alasannya, ekonomi masih berada di zona positif.
“Secara keseluruhan tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69%, atau sejalan dengan outlook Kementerian Keuangan,” kata Febrio, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tahun lalu dikarenakan keberhasilan pengendalian pandemi dari pemerintah serta partisipasi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.
Selain itu, Febrio mengeklaim efektivitas kebijakan stimulus fiskal oleh pemerintah serta sinergi yang baik antar otoritas dalam menjaga stabilitas dan percepatan pemulihan ekonomi menjadi faktor utama.
“Keberhasilan pengendalian pandemi pasca penyebaran varian Delta di kuartal III 2021 mampu mendorong keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan dunia usaha untuk berekspansi,” ujarnya.
Dari sisi ekspor, Febrio mengatakan sudah ada indikasi tren pertumbuhan yang tinggi seiring permintaan dan harga komoditas global yang meningkat. Sejalan dengan itu, impor pun terpantau menguat.
Hal tersebut mencerminkan menguatnya pemulihan permintaan domestik, khususnya sektor produksi. Dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor unggulan nasional seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi, dan transportasi melanjutkan tren pemulihan dengan mencatat pertumbuhan kuat.
Febrio menegaskan pemulihan ekonomi di sepanjang 2021 juga dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Seluruh indikator kesejahteraan masyarakat menunjukkan arah perbaikan yang progresif.
Perbaikan ekonomi dan program perlindungan sosial dinilai berhasil menurunkan kembali angka kemiskinan ke level 9,71% per September 2021, atau lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 10,19%.
Sementara itu, menguatnya aktivitas ekonomi juga berhasil menyerap sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja pada kurun waktu Agustus 2020-Agustus 2021 sehingga tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 6,49% per Agustus 2021.
Di sisi lain, Febrio menilai perekonomian Indonesia pada 2021 tergolong lebih baik dibandingkan negara lain. Misalnya Filipina, Meksiko, Jerman, Perancis, dan Italia.
Dengan pertumbuhan ekonomi ini juga, tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia berhasil naik dari Rp57,3 juta di tahun 2020 ke Rp62,2 juta rupiah pada 2021. Angka ini tumbuh setara 8,6% yoy. (sap)