Presiden Jokowi saat peninjauan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya. (BPMI)
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya hilirisasi industri. Mekanisme ini diyakini bisa menghasilkan keuntungan yang lebih banyak bagi negara, menyusul nilai tambah produk yang lebih tinggi.
Dalam kunjungan kerjanya di Kalimantan Selatan, presiden merespons positif pendirian pabrik biodiesel sebagai wujud hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit. Apalagi Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar dunia.
Jokowi mencatat, potensi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia mencapai 52 juta ton per tahun.
"Hilirisasi, industrialisasi harus dilakukan dan harus kita paksa untuk dilakukan," ujar Presiden Jokowi di pabrik milik PT Jhonlin Agro Raya, Kamis (21/10/2021).
Penguatan industri biodiesel, menurut Jokowi, merupakan pilihan yang sangat strategis demi meningkatkan ketahanan energi nasional. Skema ini juga menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
"Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis. Sehingga ini catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun," kata Presiden.
Selain itu, pembangunan pabrik biodiesel tersebut juga diyakini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO), dan membantu meningkatkan kualitas lingkungan melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca.
Presiden juga mengingatkan pentingnya memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Jokowi pun mendorong agar produksi biodiesel terus ditingkatkan. (sap)