Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak hingga Juli 2021 senilai Rp647,7 triliun atau tumbuh 7,6% dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi tersebut setara dengan 52,7% terhadap target Rp1.229,59 triliun. Menurutnya, angka penerimaan pajak tersebut telah menunjukkan perbaikan dari tekanan pandemi Covid-19.
"Dari sisi pajak, kita sudah mengumpulkan dari pagu Rp1.229,6 triliun sudah terealisasi Rp647,7 triliun, yaitu kenaikan 7,6%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (25/8/2021).
Sri Mulyani mengatakan secara umum pendapatan negara terus menunjukkan pertumbuhan positif hingga Juli 2021, meski terdapat lonjakan kasus Covid-19 varian Delta.
Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Juli 2021 senilai Rp141,2 triliun atau tumbuh 29,5% dari kinerja tahun lalu. Realisasi itu setara dengan 65,7% dari target Rp215,0 triliun.
Adapun dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasinya Rp242,1 triliun atau tumbuh 15,8% dibanding dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga Juli 2021 telah mencapai Rp1.368,4 triliun atau 49,8% dari pagu Rp2.750 triliun. Belanja tersebut juga mencatatkan pertumbuhan 9,3% dari kinerja pada periode yang sama pada 2020.
Belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp952,8 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp415,5 triliun. Realisasi TKDD mengalami kontraksi 9,4% karena pemda masih memiliki sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang belum dibelanjakan.
Dengan performa pendapatan negara dan belanja negara itu, Sri Mulyani menyebut defisit APBN hingga Juli 2021 tercatat mencapai Rp336,9 triliun. Defisit tersebut setara dengan 2,04% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Di mana primary balance-nya mengalami defisit Rp143,6 triliun," ujarnya. (sap)