KEPABEANAN

Setelah 11 Tahun, Komoditas RI Ini Bebas Bea Masuk Antidumping India

Dian Kurniati
Senin, 9 Agustus 2021 | 18.23 WIB
Setelah 11 Tahun, Komoditas RI Ini Bebas Bea Masuk Antidumping India

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (foto: Kemendag)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah India resmi menghentikan pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) atas impor produk serat stapel viscose (viscose staple fiber/VSF) dari Indonesia. Penghentian pengenaan dilakukan setelah 11 tahun safeguard tersebut berlaku.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan keputusan tersebut tertuang dalam keputusan Directorate General of Trade Remedies (DGTR) No. 7/03/2021 pada 31 Juli 2021. Menurutnya, pembebasan BMAD akan membuka peluang VSF Indonesia masuk ke pasar India.

"Penghentian pengenaan BMAD produk VSF Indonesia sangat menggembirakan karena India merupakan salah satu pasar produk VSF yang cukup menjanjikan," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (9/8/2021).

Lutfi mengatakan India mulai mengenakan BMAD atas produk VSF Indonesia pada 26 Juli 2010 dengan tarif US$0,103 hingga US$0,512 USD per kilogram. Pencabutan BMAD dilakukan karena DGTR melakukan sunset review dan tidak ditemukan dasar yang cukup kuat untuk melanjutkan pengenaan BMAD atas produk VSF Indonesia.

Lutfi menyebut India menjadi pasar impor terbesar ketujuh dunia dengan nilai US$86,27 juta atau 4,1% dari total perdagangan VSF dunia pada 2020. Sementara dari sisi negara tujuan ekspor Indonesia, India berada di posisi keempat dengan nilai US$25,35 juta atau 6,1% dari total ekspor VSF Indonesia ke seluruh dunia.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana menyebut dalam kurun waktu 11 bulan terakhir, Indonesia telah 3 kali terbebas dari pengenaan BMAD oleh DGTR India. Pembebasan BMAD tersebut diberikan pada produk nonwoven fabric, viscose spun yarn (VSY), dan VSF.

"Capaian untuk produk VSF kali ini menjadi catatan tersendiri mengingat VSF merupakan bahan baku dari VSY," ujarnya.

Menurut Indrasari, pembebasan BMAD atas produk VSF Indonesia akan menjadi pendorong bagi eksportir untuk meningkatkan ekspor ke India.

Dalam 5 tahun terakhir, ekspor tertinggi VSF Indonesia ke India tercatat pada 2019 dengan nilai US$35,85 juta. Sementara pada periode Januari-Mei 2021, nilai ekspor VSF Indonesia ke India mencapai US$ 16,69 juta atau naik 114,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai US$7,79 juta. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.